Tim Relawan Bencana Banjir Sentani dan Posko Semuwa Grup Resmi Dibubarkan
SENTANI - Tim Relawan Peduli Bencana Banjir Bandang Sentani Kabupaten Jayapura yang tergabung dari sejumlah komunitas masyarakat dibawah koordinator PT.Semuwa Grup resmi dibubarkan terhitung sejak hari ini, Kamis (28/3). Pembubaran tim relawan ini sekaligus dengan penutupan Posko Induk Peduli Semuwa.
Acara yang berlangsung di Posko Induk Peduli Semuwa Grup di Sentani ini, ditutup dengan acara doa bersama dari lintas agama, dengan harapan semoga banjir bandang kali ini, menjadi bencana terakhir yang terjadi di kota kenambay umbay
Selama hampir dua pekan pasca banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah di kabupaten Sentani, Sabtu, 16 Maret 2019 lalu, tim relawan yang terdiri dari sejumlah komunitas masyarakat di kabupaten Jayapura antara lain Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Kebugis, DEKAP (Delegasi Kemanusiaan Peduli Bencana Indonesia), Remaja Koramil Kodim 1701 Jayapura, Relawan Paskas dan tentunya dari Semuwa Grup, telah terjun langsung ke sejumlah lokasi yang terdampak banjir cukup parah. Bentuk kepedulian tidak hanya dengan menyalurkan bantuan bama (bahan makanan) bagi masyarakat yang menjadi korban, membuka dapur umum untuk makanan siap santap, tetapi juga turut mengambil bagian dalam proses pencarian dan evakuasi korban. Dalam hal ini, PT Semuwa Grup juga telah menyediakan dua unit ambulance serta mobil jenazah serta kendaraan untuk pengangkut barang
"Para relawan turun langsung membantu TNI Polri dan Basarnas dalam proses evakuasi dan pencarian korban, serta membantu warga dalam pembersihan rumah serta fasilitas umum yang terendam material lumpur dan pasir," ungkap Ansar selaku koordinator tim relawan.
Lanjut dia, melalui posko induk peduli Semuwa Grup, bantuan dari wilayah Jayapura maupun dari luar Jayapura/Papua juga telah disalurkan langsung kepada para korban.
Hadir Memberi Contoh
Pimpinan PT.Semuwa Grup, Wagus Hidayat selaku orang yang menginisiasi pembentukan posko peduli dan tim relawan mengatakan, sebagai warga Kabupaten Jayapura dirinya merasa terpanggil untuk terlibat langsung dalam proses penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang telah meluluhlantakkan sebagian wilayah kabupaten Jayapura.
"Kami merasa sangat terpanggil, kami turut merasakan kehilangan sodara, sahabat yang telah mendahului kita semua dalam peristiwa banjir ini," ucapnya berduka
"Semuwa grup hadir untuk memberikan contoh bagi pelaku usaha lain di kabupaten Jayapura untuk selalu menjadi mitra pemerintah. Kami sakit, sedih, kami berharap korban yang meninggal dan belum ditemukan keluarganya bisa mengihklaskan dan merelakan," ucapnya lagi
Diakui Dayat, masih banyak korban yang membutuhkan tenaga relawan. Namun pihaknya sudah tidak sanggup mengingat para relawan juga mempunyai kesibukan (pekerjaan) lainnya.
"Kami harap pemerintah lebih tanggap," harapnya.
Di kesempatan itu, Dayat mengapresiasi kinerja para relawan yang penuh keikhlasan menolong, bekerja tanpa pamrih bergumul dalam lumpur demi membantu para korban banjir
"Mereka membantu bukan hanya dengan data, tetapi turun langsung berikan aksi nyata," pujinya.
Mari Jaga Alam
Menyoal bencana banjir bandang yang bisa dikatakan bencana banjir terbesar di Papua karena menelan korban cukup banyak, Dayat mengajak semua pihak untuk mari bersama sama menjaga alam yang kita diami
"Kita patut dan wajib menjaga alam dan melestarikanya. Terutama alam pegunungan cyclop. Karena tangan kita yang membuat sehingga Tuhan menegur kita. Saya berjalan lihat para korban hati saya menangis, saya sangat prihatin," ucapnya
"Saya berharap ke depan, kita semua dapat bergandeng tangan untuk kemajuan kabupaten Jayapura yang lebih baik," sambungnya.
Sementara itu, Ketua DPC KNPI Kabupaten Jayapura, Frangklin Wahey dalam sambutannya menegaskan,Kabupaten Jayapura milik semua suku agama ras dan bukan milik satu suku.
"Oeh karenanya kita mempunyai tanggung jawab untuk menjaga daerah ini , menjaga alam dan lingkungannya agar terhindar dari bencana," pesannya.
Acara diakhiri dengan pembagian 11 unit tandon air bagi warga yang terdampak banjir
Seperti diketahui, banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah di kabupaten Jayapura telah menewaskan sedikitnya 104 orang, ratusan lainnya luka luka, sebanyak 94 orang dinyatakan hilang, ratusan rumah dan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan, gereja serta masjid rusak, dan terdapat lebih dari 4 ribu pengungsi (namun hingga kini sebagian besar sudah kembali kerumahnya masing masing).