MENU TUTUP

Inalum dan Antam Canangkan Proyek Hilirisasi Bauksit Menjadi Alumina di Kalbar

Jumat, 05 April 2019 | 15:04 WIB / Djarwo
Inalum dan Antam Canangkan Proyek Hilirisasi Bauksit Menjadi Alumina di Kalbar Pencanangan Proyek Hilirisasi Bauksit di Kalimantan Barat / Istimewa

JAYAPURA - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) bekerja sama dengan PT Antam Tbk melalui anak usaha patungan mereka PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI), melakukan pencanangan pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery di Desa Bukit Batu, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Pencanangan ini dilakukan oleh Ketua DPD RI Oesman Sapta Oedang, Menteri BUMN Rini M. Soemarno, Anggota Komisi VII DPR RI Katherine A. Oendoen dan Maman Abdurahman, Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan, Bupati Mempawah Gusti Ramlana dan juga turut dihadiri Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Budi G. Sadikin, Direktur Utama PT ANTAM Tbk Arie Ariotedjo, Plt Direktur Utama PT BAI Bambang Wijanarko.

“Kehadiran pengembangan industri pengolahan bauksit menjadi alumina di Mempawah harus memiliki manfaat bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat daerah setempat. Sinergi BUMN sangat diperlukan untuk membangun mata rantai industri dari hulu ke hilir yang terintegrasi. Saya sangat menyambut baik pencanangan ini,” kata Rini M. Soemarno dalam rilis yang diterima,  Jumat (5/4).

Ia mengungkapkan jika pencanangan tersebut patut disambut dengan bangga karena proyek ini merupakan wujud nyata dari komitmen Pemerintah untuk memperkuat basis industri pertambangan dalam negeri, hilirisasi produk bauksit menjadi alumina di Kalimantan Barat.

"Di masa yang lalu, kita masih harus mengirimkan bauksit kita ke negara-negara lain untuk diolah sebelum dikirim kembali ke Indonesia. Ke depan, kita bertekad untuk memaksimalkan nilai tambah bauksit dan juga bahan-bahan tambang lainnya di dalam negeri,” ungkapnya.

Indonesia memiliki cadangan bauksit terbesar keenam di dunia. Proyek ini akan mengurangi ekspor mineral mentah dan sekaligus ketergantungan impor untuk sumber bahan baku untuk produksi aluminium.

Sementara itu, Oesman Sapta Odang menuturkan jika pengembangan industri pengolahan bauksit menjadi alumina ini juga akan mendorong lahirnya potensi investasi lainnya di masa depan.

"Misalnya dalam bentuk pengembangan industri-industri terkait alumina-aluminium based dan diversifikasinya, yang kesemuanya itu sepenuhnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan negara Indonesia secara umum, dan bagi masyarakat sekitar secara khusus," tuturnya.

Direktur Utama PT Inalum, Budi GM Sadikin juga mengungkapkan bahwa Pencanangan Pabrik Pemurnian Alumina ini merupakan bagian dari upaya melaksanakan salah satu mandat Holding Industri Pertambangan, yakni mendorong hilirisasi produk tambang. Nantinya Inalum, yang memiliki satu-satunya pabrik pemurnian aluminium di Indonesia, akan mendapatkan pasokan alumina dari dalam negeri. Penghematan yang dilakukan Inalum dapat mencapai 200 juta USD.

“Selain akan mengurangi defisit transaksi berjalan dan memperkuat nilai tukar rupiah, proyek ini juga memiliki berbagai manfaat yang dapat dirasakan oleh semua pihak, khususnya masyarakat Kalimantan Barat,” kata Budi.

Di tempat yang sama, Direktur Utama ANTAM, Arie Prabowo Ariotedjo mengemukakan bahwa proyek Smelter Grade Alumina Refinery merupakan proyek pengembangan strategis bagi Indonesia. Sebagai Perusahaan dengan sumber daya bauksit yang signifikan, ANTAM berupaya mewujudkan nilai tambah komoditas mineral yang dimiliki sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan.

Proyek Pembangunan Pabrik Alumina yang akan dikelola oleh PT BAI akan dibangun diatas lahan seluas 288 Ha di tiga Desa di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek Pengolahan Smelter Grade Alumina ini akan memiliki kapasitas awal sebesar 1 Juta ton per tahun. Proyek ini juga akan dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara sebesar 3 x 25 MW.

Investasi proyek ini diperkirakan akan mencapai USD 850 Juta (termasuk IDC dan Modal Kerja) dan ditargetkan mulai berproduksi di awal tahun 2022.

Proyek ini akan memicu roda perekonomian di Provinsi Kalimantan Barat dan khususnya di Kabupaten Mempawah dengan adanya potensi penambahan pendapatan daerah, penyediaan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung, serta program pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi proyek.

Tentang Holding Industri Pertambangan

Holding Industri Pertambangan resmi dibentuk pada 27 November 2017 dimana INALUM menjadi Induk Usaha Holding dan PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Freeport Indonesia sebagai anggota Holding. INALUM memegang 65% saham PT Aneka Tambang Tbk, 65.02% saham PT Bukit Asam Tbk, 65% saham, PT Timah Tbk, dan 51,2% saham PT Freeport Indonesia. *


BACA JUGA

Tabur Bunga di Laut, Cara Lantamal X Jayapura Bersama Forkopimda Kenang Pertempuran Laut Aru

Senin, 15 Januari 2024 | 17:42 WIB

Peringati Hut Kemerdekaan RI, Lantamal X Jayapura Gelar Upacara Dibawah Laut

Rabu, 16 Agustus 2023 | 14:35 WIB

Sebelum Pindah Tugas, Brigjen Marinir Feryanto Marpaung Sambangi Panti Asuhan di Sentani

Senin, 10 April 2023 | 07:33 WIB

Tim SAR Gabungan Berhasil Evakuasi Jenazah Nelayan Hilang 2 Hari di Pantai Holtekamp

Minggu, 26 Maret 2023 | 12:35 WIB

Danlantamal X Jayapura Pastikan Senjata yang Digunakan Peltu HS Bukan Organik TNI AL

Kamis, 20 Oktober 2022 | 13:48 WIB
TERKINI

Pj Ketua TP-PKK Puncak Jaya Hadiri Puncak Perayaan Hut Dekranas dan HKG di Solo

21 Jam yang lalu

Tahun Ini Pemprov Papua Tengah Bangun Perpanjangan Landasan Bandara Baru Nabire

1 Hari yang lalu

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Mulai Dibuka, Menteri PANRB Ingatkan Hal Ini

1 Hari yang lalu

Paulus Waterpauw Dinantikan, Dewan Adat Sarmi: Suara Akan Kami Bungkus Untuknya

1 Hari yang lalu

KPK Kembalikan 90 Unit Mobil yang sebelumnya Ditarik dari Mantan Anggota DPR Papua

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com