Tembakan Tank Israel Tewaskan Petani Palestina
WARTAPLUS - Seorang petani Palestina tewas kena tembakan tank Israel di Gaza menjelang berlangsungnya aksi unjuk rasa massal di kawasan perbatasan Gaza, menurut pihak berwenang Palestina.
Insiden -yang juga menyebabkan seorang pria lainnya cedera- terjadi di dekat kota Khan Yunis di perbatasan selatan Gaza.
Otorita Kesehatan Gaza menyebutkan korban jiwa adalah Omar Samour, 27 tahun, yang menurut saksi mata sedang bekerja di lahan pertaniannya ketika tembakan mengenainya.
Militer Israel mengatakan satu tank melepas tembakan atas dua tersangka yang melakukan kegiatan mencurigakan di dekat pagar pengamanan.
Israel mengerahkan tambahan pengamanan di perbatasan -antara lain lebih dari 100 penembak jitu- karena kekhawatiran aksi unjuk masa akan berupaya menerobos pagar pengaman.
Ratusan warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, akan menggelar aksi unjuk rasa dan beberapa sudah mendirikan tenda-tenda untuk bertahan selama enam pekan.
Aksi yang disebut `Pawai Besar Kepulangan` berlangsung hingga 15 Mei, hari peringataan Nakba atau bencana, ketika tahun 1948 lalu sekitar 700.000 warga Palestina diusir atau mengungsi akibat perang yang mendorong berdirinya negara Israel.
Militer Israel sudah melarang pergerakan di sepanjang perbatasan Gaza dengan alasan keamanan dan memperingatkan warga Palestina tidak mendekati pagar pengaman.
Kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, menuduh Israel mengintimidasi warga Palestina dengan menewaskan petani tersebut dan meminta agar tidak ikut serta dalam unjuk rasa.
Sementara Kementrian Luar Negeri Israel berpendapat bahwa aksi unjuk rasa merupakan `upaya yang disengaja untuk memprovokasi konfrontasi dengan Israel` dan `tanggung jawab atas setiap bentrokan semata-mata terletak pada Hamas dan organisasi-organisasi Palestina lain yang berpartisipasi`.
Pawai Besar Kepulangan dimulai Jumat 30 Maret, untuk mengenang pembunuhan enam pengunjuk rasa oleh aparat keamanan Israel pada saat protes penyitaan tanah tahun 1976 lalu.
Direncanakan berlangsung hingga 15 Mei, unjuk rasa juga dikaitkan dengan rencana pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jerusalem, yang ditentang keras oleh Palestina dan beberapa negara Islam.
Pemerintah Washington merencanakan pembukaan kedutaan besarnya pada 14 Mei, bersamaan dengan 70 tahun berdirinya Israel.
Negara Israel berdiri pada 14 Mei tahun 1948 namun sebenarnya pada Iyar 5 tahun 1948 berdasarkan kalender Ibrani, yang tahun ini jatuh pada 20 April. [net]