Uskup Timika Pemberani Yang Murah Hati, Meyakini Hidup Adalah Sebuah Proses Menuju Baik
JAYAPURA-Kabar duka menyelimuti umat Katolik di Kabupaten Mimika dan Tanah Papua atas meninggalnya Uskup di Keuskupan Timika, Mgr. John Philip Saklil, Pr.
Uskup Timika ini meninggal dunia setelah sebelumnya terjatuh di depan Kapel Kompleks Keuskupan Timika, Jalan Cenderawasih, Sabtu (3/8/2019) siang. Umat Katolik pun dihebohkan dengan kabar yang menyebar luas melalui media sosial baik Facebook maupun grup WhatsApp. Dari info yang diperoleh Wartaplus.com bahwa Uskup John Philip Saklil menghembuskan nafas terakhirnya di ruang ICU Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Caritas sekitar pukul 14.16 WIT.
“Saudaraku, bagi saya Uskup John seorang Gembala yang sangat mengenal Domba-domba gembalaannya. Ia gembala yang mengerti dan merasakan apa yang sedang dialami oleh domba-dombanyanya. Ia seorang kakak yang baik bagi adik-adik imam muda. Ia humoris dan juga memiliki kemampuan analisis ekonomi sosial yang tajam,”kata Pastor John Bunay Pr dari Keuskupan Jayapura kepada Wartaplus.com, Sabtu (3/8) malam.
Ungkap Pastor Jhon Bunay, Uskup memiliki pendirian yang jelas dalam misi pengembaan yakni berpihak kepada orang kecil. “Ia mudah bergaul dengan semua pihak, tanpa memandang agama, usia dan jabatan. Ia berani untuk berkata benar jika benar begitu juga sebaliknya. Ia sangat meyakini hidup ini adalah sebuah proses menuju baik,”tutur Pastor
Dirinya mengungkapkan, Mgr. John Philip Saklil, Pr adalah figur Uskup yang cocok dan sangat pas untuk gereja Katolik Papua. “Ia suka merangkul dan mendengar rekan seimamat. Ia dapat dipercaya oleh umat dan masyarakatnya dan ia murah hati,”katanya.
Mgr. John Philip Saklil (lahir di Kokonao, Mimika Barat, Mimika, Papua, Indonesia, 20 Maret 1960) adalah Uskup di Keuskupan Timika yang telah menjabat sejak 19 Desember 2003.Ia ditabiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Jayapura pada tanggal 23 Oktober 1988.
Bersamaan dengan pendirian Keuskupan Timika sebagai pemekaran dari Keuskupan Jayapura, Mgr. Saklil ditunjuk sebagai Uskup pertama Timika pada 19 Desember 2003. Ia ditahbiskan sebagai Uskup pada 18 April 2004 oleh Mgr. Leo Laba Ladjar, O.F.M. sebagai Penahbis Utama, didampingi oleh Uskup Agung Emeritus Merauke, Mgr. Jacobus Duivenvoorde, M.S.C. dan Uskup Agats, Mgr. Aloysius Murwito, O.F.M.
Sebagai uskup, ia memilih moto "Parate viam Domini" (Mat 3:3, par. Mrk 1:3, Luk 3:4). Hal ini merupakan suatu seruan kenabian yang ditujukan kepada semua orang, terutama seluruh yang terlibat di Keuskupan Timika untuk bertobat, menyiapkan diri, membersihkan hati, supaya diselamatkan oleh Tuhan.
Pada 25 Juli 2004, ia menjadi Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. Nicolaus Adi Seputra, M.S.C. sebagai Uskup Agung Merauke. Pada Kamis, 7 Oktober 2010, Gereja Katedral Tiga Raja Timika ditahbiskan, dengan selebran utama Mgr. Leopoldo Girelli. Pesta terkait penahbisan gereja katedral ini telah berlangsung sejak satu minggu sebelumnya. Ia berulang kali mengajak umat Keuskupan Timika untuk menggali potensi yang ada, demi terwujudnya Gereja lokal yang mandiri.
Sejak 2009 hingga 2015, ia terpilih menjadi Ketua Komisi Kepemudaan KWI. Semasa jabatannya, ia membaca keprihatinan Orang Muda Katolik yang telah lama terjadi.*