Per Agustus, Cakupan Imunisasi Polio di Papua Capai 85,96 Persen
JAYAPURA - Dinas Kesehatan Provinsi Papua mencatat, cakupan sub pin polio putaran kedua secara umum di seluruh wilayah bumi cenderawasih per 10 Agustus 2019 telah mencapai 85,96 persen.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Papua, Togu Sihombing saat dihubungi pers, Senin (12/8) menyebutkan dari data tersebut, sebanyak 15 daerah (kabupaten) yang masih rendah atau dibawah angka 95 persen. 15 daerah tersebut diantaranya Kabupaten Nduga 4,64 persen, Dogiyai 51,61 persen, Lanny Jaya 59,07 persen, Intan Jaya 61,57 persen dan Mamberamo Raya 62,65 persen.
"Penyebabnya ini karena kendala anggaran, Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi geografis dan factor keamanan. Kadang ada anggaran, tapi SDMnya tidak tersedia atau tidak ada petugas yang mau betul-betul melakukan pelaksanaan imunisasinya," ungkap Togu.
Menurutnya, kondisi ini sudah menjadi perhatian serius Kementerian Kesehatan yanh kemudian bakal ditindaklanjuti dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Dinas Kesehatan Papua guna menunjang kegiatan imunisasi polio di daerah yang masih rendah cakupannya.
"Nanti akan ada bantuan anggaran operasional sebesar Rp 2,9 miliar untuk kegiatan imunisasi polio ini. MoU ini rencananya dilakukan pada 19 Agustus mendatang di Jakarta," katanya
Terkait kerjasama tersebut, Togu mengaku telah menyiapkan langkah tindak lanjut atas kerjasama itu yakni dengan membentuk tim gabungan dengan melibatkan berbagai pihak untuk membantu percepatan cakupan imunisasi polio di wilayah yang masih rendah cakupannya.
"Rencananya tim ini nanti akan melibatkan pihak Kesdam XVII Cendrawasih, Bidokkes Polda Papua, BPBD Papua dan lainnya. Tim ini akan ke daerah-daerah, masing-masing empat orang ditambah dua orang dari petugas puskesmas atau kader di Kabupaten," jelas Togu.
Ia menambahkan, tim ini akan bekerja ekstra dalam tiga bulan kedepan. Dengan demikian diharapkan cakupan imunisasi Polio di seluruh daerah di Papua bisa mencapai 95%.
"Semua daerah harus mencapai 95 persen. Kalau hanya 80 persen saja contohnya, berarti anak-anak kita ini masih terancam terserang virus polio," tandasnya.**