Gubernur Papua Pusing Ratusan Mahasiswanya yang Studi Luar Kota Kembali ke Papua
JAYAPURA – Sebanyak 200-an mahasiswa asal Papua yang menempuh pendidikan di sejumlah kota di tanah air, dikabarkan telah kembali ke Papua, pasca insiden ujaran rasisme dan intimidasi terhadap rekannya yang terjadi di Surabaya dan Malang Jawa Timur, pertengahan agustus lalu.
Kondisi ini membuat Gubernur Papua, Lukas Enembe pusing, karena bingung harus menempatkan dimana, ratusan mahasiswa yang memutuskan kembali ke Papua tersebut.
Padahal, orang nomor satu di bumi cenderawasih ini sebelumnya sempat memberikan pernyataan untuk memulangkan seluruh mahasiswa yang menempuh pendidikan diluar Papua, pasca adanya dugaan intimidasi dan ujaran rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, pertengahan Agustus lalu.
Kepada pers di Jayapura, Senin (9/9), Gubernur Lukas mengaku seharusnya mahasiswa itu tak perlu kembali ke Papua sebab sudah ada jaminan keamanan dari TNI/Polri serta kepala daerah setempat.
“Saya sampaikan waktu itu kalau di Negara NKRI tidak aman yah kita pulangkan (mahasiswanya), Tapi kalau daerahnya aman, tidak usah pulang, Mereka datang kemauan sendiri, jadi ini kita pusing mengatur mereka mau taruh (tempatkan) dimana,” keluh Gubernur.
Oleh karena itu, dalam waktu dekat Lukas mengagendakan untuk mengundang Gubernur dan DPRD Papua Barat guna membahas kepulangan ratusan mahasiswa tersebut.
“Tapi bisa saja mereka nanti para mahasiswa ini dikembalikan ke tempat studi awal. Hanya memang keputusan terakhir tergantung mereka (mahasiswa itu sendiri). Hanya sekarang belum ada komunikasi dengan mereka,” jelasnya.
Sebelumnya, sekitar 200-an mahasiswa dikabarkan pulang kembali ke Papua karena merasa trauma dan terancam dengan sikap rasis oknum aparat keamanan di Surabaya. Seluruh mahasiswa asal Papua di nusantara, diketahui telah bersepakat kembali ke bumi cenderawasih.
Koordinator Jaringan Aktivis Mahasiswa Sulawesi Utara Risat Sanger menyebut 721 mahasiswa asal Papua dan Papua Barat yang kuliah di Sulawesi Utara bakal pulang kampung.
Kepulangan ratusan mahasiswa Papua ini terjadi sejak 22 Agustustus hingga 7 September 2019. Data Angkasa Pura I mencatat 12 gelombang mahasiswa yang kembali ke Papua. Sementara yang diberangkatkan menggunakan kapal laut mencapai 3 gelombang.
“Jumlah mahasiswa Papua yang kuliah di Sulut ada sekitar 3.000 orang, 721 mahasiswa kembali ke Papua, 80 persen diantaranya adalah mahasiswa aktif, sedangkan 20 persen adalah mahasiswa tidak aktif,” ujar Risat di Manado, Sabtu (7/9).*