Bupati Mimika Imbau Mahasiswanya untuk Lanjutkan Studi Hingga Selesai
JAYAPURA - Bupati Kabupaten Mimika, Eltinus Omaleng mengimbau seluruh mahasiswanya yang sedang berkuliah di Jawa, Bali, Makassar dan Manado, agar tetap melanjutkan studinya sebagaimana mestinya hingga selesai.
Mencermati perkembangan situasi kondisi yang terjadi sehubungan dengan permasalahan rasisme kepada mahasiswa Papua di Surabaya, Malang, dan Semarang beberapa waktu lalu yang memicu terjadinya demonstrasi diikuti tindakan yang sudah diambil oleh pemerintah terhadap penyelesaian peristiwa yang dimaksud, Bupati menyampaikan beberapa ha
"Mengimbau kepada seluruh mahasiswa papua yang berasal dari Kabupaten Mimika untuk tidak terprovokasi terhadap isu exodus mahasiswa dari seluruh Pulau Jawa, Bali, Makassar, dan Manado agar tetap melanjutkan perkuliahaan di tempat studi sebagaimana biasanya sampai dengan selesai," ujarnya dalam rilis yang diterima wartaplus.com, Rabu (11/9).
Dirinya menegaskan, tidak ada sistem pendidikan yang menjamin bahwa seluruh mahasiswa Papua yang berasal dari Kabupaten Mimika dapat ditampung dan langsung melanjutkan perkuliahan di perguruan tinggi di Papua. Justru akibatnya dapat mengganggu perkuliahan selanjutnya.
Omaleng menegaskan, Pemerintah Kabupaten Mimika tidak menyediakan anggaran bagi mahasiswa Papua yang berasal dari Kabupaten Mimika yang pulang ke Papua maupun kembali ke tempat studi sehubungan dengan permasalahan dimaksud.
"Pemerintah menjamin keamanan dan kenyamanan mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Mimika di tempat masing-masing dan apabila terjadi hal-hal yang mengintimidasi mahasiswa Papua yang berasal dari Kabupaten Mimika dalam proses perkuliahan selanjutnya, maupun aktivitas lainnya sebagaimana biasanya agar segera melaporkan kepada Bupati Mimika serta kepada pihak yang berwajib setempat," pungkasnya.
Sebelumnya, pada sepekan lalu lebih dari seribu mahasiswa asal Papua yang menempuh pendidikan di sejumlah kota di Indonesia telah kembali ke Papua. Kepulangan mahasiswa ini menyusul insiden ujaran rasisme dan intimidasi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang pada pertengahan Agustus lalu.**