MUI Papua Tegaskan Masalah di Papua Bukan SARA
JAYAPURA- Majelis Ulama Indonesia Papua secara tegas menolak adanya kelompok kelompok yang hendak jihad ke Wamena, karena hanya akan memperburuk suasana yang bisa berdampak konflik SARA, padahal situasi semakin kondusif pasca rusuh Senin (23/9) lalu.
Rencana jihad ke Papua sudah viral di media sosial sehingga MUI menyerukan penolakan terhadap rencana tersebut.
“Masalah di Papua bukan SARA. Biarlah pemerintah Papua bersama para tokoh di Papua yarng menyelesaikan permasalahan ini, sesuai dengan kearifan lokal yang ada,”ungkap
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustad Saiful Islam Al Payage di Jayapura, Jumat (4/10).
Ustad Al Payage memastikan apabila ada kelompok yang melaksanakan jihad ke Papua, maka akan memperkeruh situasi Papua yang saat ini sudah semakin kondusif. “Jika aksi jihad ini ada, maka menimbulkan konflik baru yang bernuansa SARA,” katanya.
Jihad yang sebenarnya, kata Ustad Payage adalah mendokaan Papua dan semua yang tinggal di dalamnya, putra-putri Bangsa Indonesia agar cepat bangkit dari keterpurukan akibat kerusuhan. ‘”Papua bisa bangkit dan pulih serta persaudaraan diantara sesama manusia makin ditingkatkan,’’ ujarnya.
Untuk pelaku kerusuhan MUI meminta aparat penegak hukum memproses pelaku sesuai hukum yang berlau. ‘’Agar pihak Kepolisian memproses hukum pelaku kerusuhan sesuai dengan hukum yang berlaku,’’ harapnya.
Kekerasan, kata Ustad Payage hanya akan menghasilkan kekerasan baru. ‘’Mengajak kepada semua tokoh Ormas untuk menenangkan situasi dan menjaga kerukunan, persaudaraandan kebersamaan demi keutuhan bangsa dan negara.
Kepada mahasiswa yang eksodus, Ustad Payage mengimbau agar kembali ke kota studi masing-masing karena jika tidak mau kembali karena merasa diintimidasi, pemerintah dan aparat penegak hukum sudah memberikan jaminan keamanan.*