JAYAPURA-Sejumlah orang muda Papua bersama dan komponen anak bangsa di Tanah Papua yang tergabung dalam Tim Gerakan Pemuda untuk Pemulihan Papua akan mendeklarasikan dan menyerukan ‘Damai Papuaku dan Damai Indonesiaku’.
“Gerakan ini adalah pemikiran sehati sepikir,”ujar Victor Abraham Abaidata, SH salah satu penggagas Damai Papuaku dan Damai Indonesia kepada wartaplus, Selasa (7/10).
Ini wujud dari kepedulian dan kita berkaca dari sila kedua Pancasila maka Tragedi Wamena, Nduga, Deiyai dan Kota Jayapura harus menjadi koreksi dan refleksi kita semua untuk berbenah atas segala kesalahan dan kekeliruan kita selama ini.
Sementara itu Ketua KNPI Papua menegaskan, kita semua telah menjadi korban dari perilaku rasis, diskriminatif dan berita hoax.”Hentikan rasisme dan diskriminasi hentikan menyebarkan berita hoax, hentikan kekerasan atas nama negara terhadap sesama anak bangsa,” kata Alberth Wanimo salah satu Tim Pelaksana saat membacakan Deklarasi dan seruan Damai Papuaku Damai Indonesiaku pasca acara Pelantikan Pengurus DPD KNPI Kabupaten Jayapura, 2019 – 2022 di Gunung Merah Kantor Bupati Jayapura.
Tegasnya, stop bilang ko (kamu) pendatang, sa (saya) asli, stop bilang ko gunung, sa pante (pantai). ” Orang Papua harus dilihat karena dia memiliki hati Papua, apa artinya ko Papua, tapi ko tidak punya hati untuk Papua,” ucapnya.
Di Jakarta, di Bandung, di Bali, di Surabaya, di Malang, di Medan, di Aceh, di Manado dan di Makassar, tidak ada istilah “ko pendatang, sa asli”, tapi masing-masing pihak sadar diri dan tahu siapa dirinya.
Victor Abraham Abaidata kembali mengingatkan, tragedi Wamena yang memilukan hati kita semua bukan konflik agama. “Karena itu kami menolak secara tegas gerakan HTI dan Kelompok radikal yg secara masif masih bergerak di Tanah Papua walaupun sudah di bubarkan Pemerintah.Di Tanah Papua, tidak akan ada dan tidak pernah ada konflik agama, karena orang Papua sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi,”ungkapnya,*