Beri Kuliah Umum di UI, Pangdam Cerita Makan Papeda dan Mandi Sore di Ilaga
JAKARTA - Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab didapuk menjadi salah satu nara sumber dalam kuliah umum dan FGD (Fokus Grup Diskusi) yang mengusung tema "Merajut Papua dalam Bingkai NKRI" di Kampus Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (12/11).
Dikutip dari rilis Pendam Cenderawasih, kedatangan Pangdam disambut langsung oleh Dr. Lutfi ( Direktur), Andre Rahardian ( Ketum Iluni), Dr. Nyoman Astawa (Ketua Departemen), Staff UI dan Bupati Merauke Frederikus Gebze.
Ketua ILUNI (Ikatan Alumni Universitas Indonesia), Andre Rahardian menyampaikan apresiasi dan terima kasih Pangdam XVII/Cenderawasih yang telah menyempatkan diri untuk hadir dan memberikan kuliah umum di Kampus Universitas Indonesia.
"Suatu kebanggaan kami menyambut kedatangan Bapak Jenderal dari Papua yang datang ke kampus kami," ungkapnya seraya mengucapkan hal yang sama kepada Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, Dirut PT. Freeport Indonesia Tony Wenas, Bupati Puncak Willem Wandik dan Bupati Merauke Frederikus Gebze yang sudah berkenan hadir
“Terima Kasih atas kehadiran Bapak-Bapak dari Papua untuk memberikan kuliah umum dan FGD di kampus Kami," ucapnya lagi
Adapun inti pokok materi yang disampaikan Pangdam bahwa menyelesaikan persoalan di Papua tidak bisa dengan sistem Top down (pemerintah lebih berperan) , melainkan harus secara Bottom Up (Masyarakat yang berperan)
"Bicara Papua berbeda dari Tahun 1963 sampai dengan Tahun 2019 (sekarang). Masih ada saudara saudara kita yg berbeda pemikiran (separatis), mereka juga masih bagian dari Indonesia. Oleh karenanya untuk menyelesaikan Papua tidak bisa dengan sistem Top down , melainkan harus secara Bottom Up," papar Pangdam seraya berseloroh bahwa orang diluar Papua jika belum pernah makan papeda (makanan khas papua dari sagu) dan mandi sore di Ilaga Puncak (salah satu kota terdingin di Indonesia), jangan pernah berbicara banyak soal Papua tanpa pernah melihat dan merasakan sendiri kondisi Papua.
"Kalau sudah makan papeda dan mandi sore di Ilaga masih bisa saya hormati untuk berbicara tentang Papua," ujarnya bercanda
Lanjut jelasnya, bahwa peningkatan Sumber Daya Manusia, pendekatan Smart Power (Hard dan Soft Power) serta melalui Agama, Budaya dan Kesejahteraan masyarakat adalah kunci utama dalam membangun Papua.(Adv)