Bupati Dogiyai Bantah Isu Nyawa Babi Dibalas Nyawa Manusia
JAYAPURA, wartaplus.com – Bupati Kabupaten Dogiyai Yakobus Dumupa mewakili warga masyarakat Dogiyai menyampaikan duka mendalam dan permohonan maaf atas kasus pengeroyokan yang mengakibatkan sopir truk Yus Yunus (25) tewas.
“ Pemerintah Kabupaten Dogiyai atas nama para pelaku penyeroyokan dan pembunuhan serta seluruh masyarakat Kabupaten Dogiyai menyampaikan turut berduka cita dan permohonan maaf yang sebesar - besarnya kepada pihak korban almarhum Yus Yunus dan keluarganya dan kepada seluruh warga Polewali Mandar dan warga Sulawesi yang berada di Polewali Mandar, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Nabire dan dimanapun berada,” ucap Bupati Yakobus Dumupa dalam siaran pers yang diterima wartaplus.com, Jumat (28/2) sore.
Ia mengatakan, pihaknya berdoa semoga arwahnya diterima oleh ALLAH, Tuhan Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkannya diberi penghiburan dan kekuatan untuk menjalani hidup ini. Termasuk korban pengendara sepeda motor Demianus Mote yang turut dalam kecelakaan akibat hewan babi di TKP.
“ Kami berharap semoga permohonan maaf kami dari lubuk hati yang terdalam ini dapat diterima, dan kami juga ucapkan turut berduka cita yang mendalam atas meniggalnya almarhum Demianus Mote, semoga Tuhan menerima arwah almarhum, dan keluarga diberikan penghibutan dan kekuatan untuk menjalani hidup,” ucapnya lagi.
Dalam rilis tersebut, Bupati mengklarifikasi soal pengeroyokan Yus Yunus yang berujung kematian. Bupati membantah bahwa pengeroyokan tersebut bukan upaya balas dendam dengan kematian babi.
“ Para pelaku yang melakukan penganiayaan dan pembunuhan terhadap Yus Yunus tidak mempersoalkan kematian babi. Tetapi hal ini karena tersulut emosi melihat kematian Demianus Mote yang dicurigai ditabrak oleh truk. Sehingga diharapkan untuk tidak mengembangkan dan menyebarluarkan isu seolah-olah nyawa babi dibalas dengan nyawa manusia. Sekali lagi saya pertegas bahwa ini tidak benar,” pinta Bupati.
Menurutnya, beberapa pihak mempunyai pemahaman dan kronologis yang berbeda-beda mengenai masalah ini, dan perbedaan itu menyebabkan tanggapan yang berbeda-beda pula. Untuk itu, agar masalah tidak menjadi simpang siur dan agar menjadi terang-benderang sesuai dengan kejadian yang sesungguhnya.
“ Supaya masalah tidak menjadi simpang siur, maka kita mempercayakan pihak berwajib (Kepolisian) untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah ini. Dan diharapkan hasil penyelidikan secara baik dan benar itulah yang perlu dipercayai,” harapnya
Yakobus Dumupa kembali berharap masalah ini tidak membesar, meluas dan menyimpang dari kejadian yang sebenarnya. Perlu dipahami bersama bahwa masalah ini tidak ada kaitan dengan kepentingan politik, rasisme, agama, suku, kepulauan dan lainnya.
“ Ini bukan masalah antara orang Dogiyai dengan orang Polewali Mandar atau masalah antara orang Papua dan orang non-Papua. Masalah ini murni kecelakaan lalu lintas dan kriminal. Karena itu dimohon untuk tidak mengaitkan masalah kecelakaan lalu lintas dan kriminal ini dengan masalah politik, rasisme, agama, suku, kepulauan, dan lainnya,” pinta Bupati.
Pihaknya juga memohon semua pihak, terutama pihak korban dan pelaku untuk menahan diri, dan tidak melakukan aksi balas dendam. Semua masalah terkait ini harus melalui proses hukum.
“ Kami (Pemerintah Kabupaten Dogiyai) mendukung seluruh proses penyelidikan terhadap masalah ini, yang sedang dilakukan oleh pihak berwajib (Polsek Kamu, Polres Nabire dan Polda Papua). Diharapkan kepada semua pihak juga untuk mendukung proses hukum ini,” tandasnya.**