RSUD Sele Be Solu Disterilkan Usai Tangani Pasien Bersalin Covid-19
SORONG,wartaplus.com - RSUD Sele Be Solu sebagai salah satu Rumah Sakit Rujukan Covid 19 di Papua Barat, sejak beberapa hari lalu menutup sementara pelayanan kesehatan. Beberapa ruangan yang pelayanan kesehatannya ditutup untuk sementara yaitu, ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang Intensive Care Unit (ICU), ruang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) dan ruang operasi atau Operatie Kamer (OK).
Pantauan wartaplus.com, Rumah Sakit (rumkit) tampak sepi pada Jumat (12/6). Hanya terlihat beberapa orang pengunjung yang hendak menjenguk keluarganya yang masih dirawat dan juga ada yang datang untuk melakukan pengobatan rawat jalan, termasuk petugas keamanan yang berada di areal rumah sakit.
Di depan ruang IGD, tampak sengaja diletakkan berjejer beberapa tempat tidur medis dan kursi roda, untuk menutup jalan menuju pintu masuk ruang IGD. Sementara pintu ruang IGD tampak tertutup rapat dan pada bagian pintu kacanya, ada sebuah kertas bertuliskan ‘Maaf Sementara Pelayanan IGD Tidak Ada’.
Terkait adanya penutupan sementara pelayanan kesehatan di beberapa ruangan yang ada di RS Rujukan Sele Be Solu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Sorong Ruddy Lakku dijumpai di kantor Wali Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (12/6) membenarkan bahwa beberapa ruangan di rumah sakit Sele Be Solu, yang pelayanan kesehatannya dibatasi untuk sementara waktu yaitu IGD, ICU, PONEK dan ruangan operasi.
Menurut Ruddy, penutupan ini dilakukan untuk proses sterilisasi beberapa ruangan tersebut. Karena berdasarkan informasi yang disampaikan Direktur RS Sele Be Solu bahwa, beberapa hari lalu RS Sele Be Solu pernah melayani pasien umum. Dimana pasien umum tersebut, merupakan seorang ibu yang akan bersalin.
Foto: Meski ditutup sementara selama masa sterilisasi, RS tetap melayani rawat jalan pasien/doc.Ila
“Pasien umum ini ketika di rapid test, hasilnya non reaktif atau negatif. Namun setelah dilakukan beberapa penanganan dan setelah menjalani operasi, pasien tersebut menunjukkan gejala. Kemudian pihak rumah sakit akhirnya mengambil sampel dan melakukan pemeriksaan swab terhadap pasien itu dan hasilnya positif Covid-19,” bebernya.
Oleh sebab itu, dikhawatirkan ada tenaga kesehatan di RS Sele be Solu yang sudah terpapar Covid-19 dan untuk mengantisipasi agar virus tersebut tidak menyebar di beberapa ruangan yang pernah disinggahi pasien positif ini, maka pihak management rumah sakit berinisiatif untuk membatasi sementara pelayanan kesehatan.
"Rumah sakit tetap beroperasi. Pasien yang sudah dirawat tetap dilayani dan rawat jalan juga masih dilayani. Rumah sakit hanya tidak menerima pasien rawat inap baru, untuk sementara waktu,” jelasnya.
Kemudian untuk semua tenaga kesehatan yang bertugas di RS Sele Be Solu, sambung Ruddy, juga telah dilakukan pengambilan swab. Hal ini dilakukan, untuk mengetahui apakah diantara mereka ada yang terpapar Covid-19 atau tidak.
“Kemarin sekitar 90 orang dan hari ini sekitar 40 tenaga kesehatan di RS Sele Be Solu yang telah di swab. Kita akan menunggu hasilnya, mudah-mudahan semua tenaga kesehatan yang bertugas disana tetap sehat dan semoga tidak ada yang terpapar Covid-19. Tujuan rumah sakit adalah untuk melindungi masyarakat, jangan sampai pelayanan tetap dibuka dan ada masyarakat yang terpapar di beberapa ruangan itu,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Soronga, dr. Riswan melalui pesan singkatnya mengatakan bahwa penutupan beberapa ruang pelayanan di RSUD Sele Be Solu dalam rangka dilakukannya dekontaminasi ruangan dan pemeriksaan bagi tenaga kesehatan diruangan tersebut.
Hal ini dilakukan utk perlindungan dan keselamatan tenaga kesehatan dan masyarakat yang akan menggunakan unit layanan tersebut. "Ini sudah prosedur standar dan IDI tetap mengingatkan semua anggota agar mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan di tempat kerja masing-masing untuk keselamatan bersama (tenaga kesehatan dan pasiennya),"tulisnya singkat.*