Penembak Pdt Yeremia Zanambani Versi TPNPB-Organisasi Papua Merdeka
JAYAPURA,wartaplus.com - Juru Bicara Komando Nasional (Komnas) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) - Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambom, menegaskan TNI-Polri yang lakukan penembakan terhadap pendeta Yeremia Zanambani di Kampung Hitadipa, Distrik Hitadipa, Intan Jaya, pada Sabtu (19/9) sekitar pukul 18.00 WIT.
Pernyataan Sebby ini terkait, tuduhan Kepala Penerangan Kogabwihan III, Kol Czi IGN Suriastawa yang mengatakan, pendeta bernama Yeremia Zanambani meninggal usai ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Kejadian terjadi di Kampung Hitadipa, Distrik Hitadipa, Intan Jaya, pada Sabtu (19/9) sekitar pukul 18.00 WIT,"ujar Kapen Kogabwihan III, Kol Czi IGN Suriastawa, melalui rilis, Minggu (20/9/2020). Pendeta Yeremia Zanambani merupakan masyarakat asli Suku Moni yang juga berperan membuat terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Moni.
Ia pun mengecam tindakan KKB yang juga menyebar fitnah melalui media sosial dengan menuduhkan pembunuhan terhadap Pendeta Yeremias Zarambanin kepada pihak TNI. Menurut dia, apa yang dilakukan KKB sudah sangat meresahkan masyarakat.
Sementara itu Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM.Kamal SH, ketika memberikan keterangan pers di Mapolda Papua, Senin (21/9) siang. Menurut Kamal, kelompok yang melakukan penembakan terhadap seorang pendeta berasal dari KKB pimpinan Jelek Waker. “Pelaku di identifikasi dari kelompok Jelek Waker, lantaran di kawasan itu merupakan basis mereka,” tegas. Kamal pun membantah informasi yang menyebutkan jika pelaku penembakan dilakukan oleh aparat keamanan.
“Pelaku pembunuhan yang disebutkan oleh beberapa oknum dan beredar di media sosial bahkan pemberitaan media masa dilakukan oleh TNI adalah hoax, mengingat dilokasi tersebut belum ada penempatan aparat keamanan, Disana tidak ada pos atau kantor dari aparat keamanan, di kampung tersebut baru direncanakan akan berdirinya kantor koramil,” tuturnya.
Sementara itu diketahui Pendeta Yeremias Zanambanidi diduga tewas ditembak di Kampung Hitadipa, Sabtu 19 September 2020 lalu, sekitar pukul 18.00 WIT.
Sebelum pembunuhanterhadap pendeta, kurun waktu seminggu kelompok kriminal bersenjata (KKB), telah melakukan empat aksi kekerasan yang menewaskan empat orang, dua diantaranya merupakan warga sipil yang kesehariannya sebagai tukang ojek yakni Laode Anas (34) dan Fatur Rahman (23).
Beberapa hari kemudian KKB mulai beraksi kembali, dimana dua anggota TNI tewas di kampung Bilogai yakni Serka Sahlan dan terakhir Babinsa Kampung Hatidapa Yakni Pratu Dwi Akbar.*