DKP Puncak Jaya Gelar Pelatihan Cara Pengolahan Ubi Jalar jadi Beras Analog
MULIA, wartaplus.com - Menyadari potensi pangan hasil bumi dengan kearifan lokal, Dinas Ketahanan Pangan Puncak Jaya menggelar pelatihan pemanfaatan bahan pangan lokal untuk meningkatkan produktifitas ekonomi masyarakat, berlangsung di Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Rabu (9/12) lalu.
Hadir dalam pelatihan tersebut anggota Organisasi Perempuan peduli Pembangunan dan para siswa siswi SMK jurusan pertanian serta jemaat gereja setempat. Pelatihan ini disambut antusias para peserta
Makanan sebagai sumber kebutuhan dasar manusia untuk tetap hidup, menjadi fokus penting dalam kegiatan pelatihan. Apalagi, di tengah masa pandemi Covid-19 saat ini, dimana imunitas adalah modal utama.
Untuk itu, Dinas ketahanan pangan merasa terpanggil untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam bidang pangan sehingga tidak melulu bergantung pada pangan impor.
Dalam pelatihan tersebut, dimanfaatkan bahan pangan lokal yang tersedia seperti umbi-umbian, jagung, keladi dan buah-buahan lokal, untuk menghasilkan produk pangan yang lebih bervariasi dan berkualitas minimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Yarien Wonda selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan mengatakan, problem utama yang masih dihadapinya adalah pola pikir masyarakat.
"Pelatihan ini bertujuan mengubah pola pikir masyarakat terkait cara mengelolah hasil bumi mereka. Kami berharap dengan pelatihan ini masyarakat lebih mengoptimalkan hasil panen mereka yang bisa membantu meningkatkan pendapatan mereka kedepannya" jelasnya.
Senada dengan hal itu, Neng Resanti Fajar selaku Sekretaris Dinas menambahkan, melalui pelatihan ini ke depan dapat menjadi alternatif, jika terjadi kelangkaan beras.
Bahan lokal yang diolah dalam pelatihan ini berupa nanas dan keladi yang diolah menjadi keripik.
Menarik dalam pelatihan ini, para peserta juga diajari cara mengolah ubi jalar menjadi beras. Mesin yang digunakan digerakkan dengan listrik dimana sebelum diolah, bahan ubi harus dihaluskan terlebih dahulu menjadi tepung.
Diharapkan, momen ini dapat menjadi peluang bagi kelompok masyarakat binaan agar bisa mengembangkan usaha dengan menghasilkan produk alternatif seperti beras analog (sereal), keripik yang bernilai ekonomis dan laku dipasaran.
"Kedepannya kami berharap kegiatan ini tetap ada, karena tujuan utama dari pelatihan ini ialah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari pangan lokal. Kedepan jika berkembang kami akan bantu proses pengemasan dan branding serta nama Puncak Jaya diangkat" harapnya.
Salah seorang peserta pelatihan, Ibu Oroli Wonda dari kelompok gereja yang mewakili anggota pelatihan mengapresiasi mengucapakan pemda/ panitia yang mengadakan pelatihan.
"Saya mengucapkan terima kasih dan berharap kedepan pemerintah bisa terus dukung kami untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,"ucapnya. (Adv)