MENU TUTUP

OJK Papua: Sejak Januari Terdapat 45 Kasus Pengaduan Masyarakat Terkait Pinjol

Selasa, 19 Oktober 2021 | 15:41 WIB / Andi Riri
OJK Papua: Sejak Januari Terdapat 45 Kasus Pengaduan Masyarakat Terkait Pinjol Kepala kantor OJK Papua dan Papua Barat , Adolf Fictor Tunggul Simanjuntak/Andi Riri

JAYAPURAwartaplus.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Papua dan Papua Barat mencatat sejak Januari hingga Oktober 2021 terdapat 45 pengaduan masyarakat terkait pinjaman online.

Kepala kantor OJK Papua dan Papua Barat , Adolf Fictor Tunggul Simanjuntak kepada wartawan di Jayapura, Selasa (19/10) mengatakan, untuk Papua entitas pengaduan masyarakat memang tidak terlalu banyak seperti di Jakarta maupun daerah pulau Jawa. Namun sebagai lembaga yang melakukan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan, tentunya pinjaman online ini akan tetap menjadi perhatian.

"Pinjol (pinjaman online) saat ini menjadi perhatian kami Satgas Waspada Investasi yag bekerjasama dengan 12 kelembagaan di Indonesia termasuk Kepolisian dan Kejaksaan," ungkap Tunggul.

Ia menyebut, sejak 2019 hinggga kini OJK telah menerima sebanyak 19.711 pengaduan masyarakat terkait pinjaman online.

Dari jumlah itu dirincikan sebanyak 9.270 masuk kategori pelanggaran berat dan 10.441 pelanggaran ringan.

"Pengaduan itu terkait suku bunga yang terlalu tinggi, cara penagihan yang kasar atau tidak etis, dan cara atau proses administrasinya yang terlalu lama," jelas Tunggul.

Ia menambahkan, berdasarkan data OJK melalui Satgas Waspada Investasi terdapat 3.516 aplikasi atau situs penjaman online. Namun dari jumlah itu yang terdaftar hanya 107 aplikasi. Sedangkan yang diblokir ada lebih dari 3500 aplikasi.

"Nah kalau diluar dari 107 itu, berarti bisa dikategorikan ilegal  dan itu berarti kejahatan yag harus ditindak secara hukum. Oleh sebab itu kita bekerjasama dengan 12 lembaga termasuk kepoisian dan kejaksaan untuk memberantas pinjol ilegal ini," tegasnya.

Tunggul mengimbau kepada masyarakat khususnya di Papua agar tidak tergiur dengan rayuan pinjaman online ilegal yang menawarkan pinjaman cepat dan administrasi yang mudah.

"Pinjol ini salah satu akses bagi masyarakat yang dibuat dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat secara cepat, namun memang ada beberapa persyaratan lain di pusat pembiayaan yang sulit dipenuhi oleh masyarakat (pinjol resmi). Sementara masyarakat dalam mencapai keinginannya ingin cepat," ungkapnya.

Tunggul memamparkan bagi masyarakat sebelum melakukan pinjol harus mempedomani beberapa faktor antara lain pinjolnya harus dipastikan terdaftar dan  berijin resmi dari OJK atau bisa mengecek informasinya di call centre 157 atau langsung di website OJK.

"Masyarakat yang ingin meminjam dipastikan benar benar membutuhkan, jadi bukan karena konsumtif tapi benar benar dipergunakan untuk produktif," jelasnya.

Lalu masyarakat yang ingin meminjam harus memahami resikonya jika tidak sanggup. "Kalau tidak butuh banget ya gak usah pinjam," imbaunya. **


BACA JUGA

OJK: Posisi April 2023 Perkembangan Pasar Modal di Papua Cukup Baik

Jumat, 16 Juni 2023 | 15:38 WIB

Perkuat Sinergitas, TPID Kabupaten Asmat Gelar Pertemuan Bersama BI dan OJK Papua

Rabu, 08 Maret 2023 | 17:13 WIB

OJK dan Kominfo Perkuat Sinergi Pelayanan dan Perlindungan Masyarakat di Ruang Digital

Senin, 29 Agustus 2022 | 05:16 WIB

Ketua MA Lantik Anggota Dewan Komisioner OJK Periode 2022 - 2027

Kamis, 21 Juli 2022 | 07:48 WIB

OJK Papua Ingatkan Masyarakat Waspada Kejahatan Social Engineering

Selasa, 21 Juni 2022 | 17:46 WIB
TERKINI

Kampanye Akbar Mari-Yo di Lapangan PTC Entrop Dipenuhi Lautan Massa

3 Jam yang lalu

Sengketa Pilgub PBD, Pieter Ell: MA Tolak Kasasi Paslon Onesimus - Ibrahim

8 Jam yang lalu

Wakil Ketua II MRP Imbau Masyarakat Mendukung Suksesnya Pilkada Serentak 2024

14 Jam yang lalu

Mari Kita Jaga Kedamaian Pilkada Serentak 2024

15 Jam yang lalu

Mari-Yo Dampingi Kaesang Hadiri Kampanye Paslon Jhonda dan JBR -Hadir di Jayapura

22 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com