MENU TUTUP

Sejak Mei 2022 Kasus DBD di Asmat Alami Kenaikan, Satu Orang Meninggal Dunia

Selasa, 05 Juli 2022 | 04:47 WIB / Andi Riri
Sejak Mei 2022 Kasus DBD di Asmat Alami Kenaikan, Satu Orang Meninggal Dunia Cegah penyebaran DBD dilakukan pengasapan (vogging) di rumah rumah warga Distrik Agats , Asmat/dok:Istimewa

JAYAPURA, wartaplus.com  -  Sejak Mei hingga awal Juli 2022, terjadi peningkatan kasus penyakit Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Asmat, Papua.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, Jonathan Kambu saat dikonfirmasi wartawan via telepon, Senin (04/07) menyebut, sejak Mei terdapat 37 kasus DBD, dan satu diantaranya meninggal dunia.

"Satu orang anak usia 8 tahun sudah meninggal dunia, ini statusnya sudah masuk KLB (Kejadian Luar Biasa)," sebut Jonathan.

Ia menjelaskan, kasus DBD di Asmat mulai ditemukan sejak tanggal 4 Mei 2022.

"Awalnya hanya dua kasus, terus sempat menghilang, nanti di pertengahan Juni ada kasus baru lagi dan makin meningkat jumlahnya hingga akhir Juni ini," jelasnya.

Adapun penyebab utama meningkatnya jumlah pasien DBD di Asmat, ungkap Jonathan, karena curah hujan dalam dua bulan terakhir terbilang tinggi. 

Selain itu, penyebaran juga cepat dikarenakan, kepadatan penduduk khususnya di Distrik Agats yang menjadi ibukota Kabupaten Asmat.

"Kita di Asmat, khususnya di Distrik Agats inikan penduduknya terbilang padat, jadi  nyamuk sangat mudah bermigrasi dari satu tempat ke tempat yg lain karna rumah disinikan berdekatan," ungkapnya. 

Selain itu, pihaknya juga tidak bisa melakukan pembasmian pada jentik nyamuknya, karena tidak mungkin memasukkan serbuk pembasmi jentik ke dalam penampungan air.

"Karena di Asmat ini  kekurangan air, yang ditampung biasanya hanya air untuk keperluan minum," jelasnya.

Lebih jauh diungkapkan Jonathan bahwa untuk tindakan mitigasi pencegahan dan penanganan ketika kasus ini mulai terdeteksi, sebenarnya sudah dilakukan secara maksimal, hanya saja kekurangan ketersediaan logistik khususnya untuk cairan  pembasmi nyamuk dewasa.

Jonathan mengaku, stok cairan pembasmi nyamuk dewasa untuk vogging di Asmat sangat terbatas, sementara untuk mendatangkannya dari Timika hanya bisa dikirim dengan pesawat Herkules dan itupun jadwal penerbangannya tidak menentu.

Untuk mendapatkan cairan pembasmi nyamuk dewasa, mereka harus menunggu hingga dua minggu. 

"Saat ini kami juga masih  menunggu pengiriman dari Provinsi Papua, pada prinsipnya Provinsi  sudah oke, tinggal berkomunikasi saja," terangnya.

Bahkan sejak ada kiriman dari Timika, Jonathan mengaku pihaknya langsung bergerak membagikan selebaran tata cara penanggulangan DBD ke rumah warga. Selain melakukan vogging (pengasapan) ke tempat tempat yang diduga menjadi sarang penyebaran DBD.

"Kita berdoa semoga kasus ini tidak naik lagi, sejak tanggal 1 juli baru 1 kasus, tanggal 2 , ada 2 kasus tapi angkanya tidak naik signifikan seperti pada tanggal 29 Juni lalu,  ya semoga itu sudah puncaknya," harapnya.**

 


BACA JUGA

Freeport Indonesia Serahkan Bantuan 6.000 Dosis Vaksin DBD kepada Pemkab Mimika

Jumat, 16 Mei 2025 | 14:32 WIB
Asmat

Mari Bangun Bangsa dengan Semangat Muda yang Inovatif dan Kreatif

Senin, 28 Oktober 2024 | 13:13 WIB

Menparekraf Apresiasi Dukungan Freeport Indonesia dalam Festival Asmat Pokman 2024

Kamis, 10 Oktober 2024 | 15:44 WIB

Bersama Cegah Kematian akibat DBD

Kamis, 04 April 2024 | 07:48 WIB

Empat Orang Meninggal Dunia Usai Konsumsi Miras Oplosan di Asmat

Minggu, 25 Februari 2024 | 03:55 WIB
TERKINI

Bobol Counter HP, Tiga Pemuda Pesta Miras, ini Kata AKP Alamsyah

2 Jam yang lalu

Sopir Truk Ngantuk, Tabrak Dua Motor, Satu Korban Meninggal Dunia

6 Jam yang lalu

Satreskrim Polres Jayapura Ungkap Kasus Pencurian Puluhan Unit HP di Konter Berlian Cell

17 Jam yang lalu

Satgas Operasi Damai Cartenz Gelar Kegiatan Humanis dan Bagikan Sembako di Desa Lantipo, Wamena

18 Jam yang lalu

Ratusan Warga Boven Digoel Keracunan Usai Menyantap Makanan Saat Kampanye Calon Kepala Daerah

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com