MENU TUTUP

MUI : Media Jangan Beri Panggung Untuk Ustadz Radikal

Rabu, 30 Mei 2018 | 09:52 WIB / LTG
MUI :  Media Jangan Beri Panggung Untuk Ustadz Radikal Ilustrasi - Istimewa

Wakil Sekretaris Komisi Kerukunan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Abdul Moqsith Ghazali, berharap media massa khususnya televisi tidak memberi panggung kepada ustadz yang diduga memiliki paham atau cara pandang keagamaan yang radikal.
 
"Media besar seperti televisi harus membangun kesadaran bersama untuk tidak mengajak atau melibatkan ustadz yang terafiliasi dengan paham radikal," ujarnya seperti dikutip dalam siaran di Jakarta, Selasa (9/5/2018)
 
Menurut dia, apabila media televisi tidak memiliki kesadaran itu, akan menyumbang cukup besar terhadap tumbuh dan berkembangnya terorisme di Indonesia karena pengaruh televisi di Indonesia cukup besar.
 
"Media televisi harus menghujani kesadaran masyarakat akan toleransi, dan hidup ber-Bhinneka Tunggal Ika karena media televisi masih menjadi rangking pertama dalam memengaruhi opini publik," ujar dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu seperti di kutip dari harianterbit.
 
Untuk menghalau propaganda radikalisme dan terorisme melalui media sosial, menurut dia, Indonesia diuntungkan karena memiliki Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang dapat dipakai karena radikalisme itu awal mulanya adalah ujaran kebencian.
 
"Begitu ada ujaran kebencian, ada penegakan hukum. Jangan sampai ujaran kebencian yang di dalamnya ada ideologi terorisme berujung pada tindakan terorisme," kata Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdatul Ulama ini.
 
Untuk itu, menurut dia, UU ITE harus dipergunakan seefektif mungkin terutama untuk membuat efek jera bagi orang-orang yang ingin menyebarkan ujaran kebencian di mana-mana.
 
Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga harus dapat menghentikan pergerakan kelompok radikal di media sosial karena kalau tidak dilakukan, akan menjadi alarm bahaya bagi Indonesia.
 
"Tidak mudah membentengi NKRI dengan pulaunya yang sangat banyak, masyarakatnya yang beragam, sukunya yang beragam karena Indonesia ini bisa dimasuki oleh paham apa saja, mulai dari yang kanan sampai yang kiri," ujarnya.


BACA JUGA

Upaya Cegah Radikalisme Bagi Generasi Muda di beranda Negara

Senin, 25 September 2023 | 08:37 WIB

Desa Siapsiaga Untuk Tangkal Radikalisme

Minggu, 17 September 2023 | 08:00 WIB

Polri: Rekrutmen Anggota dari Santri hingga Hafiz Quran Akan Terus Dilakukan

Kamis, 02 Desember 2021 | 14:49 WIB

Sabtu Mendatang, Lintas Umat Beragama Provinsi Papua akan Gelar Halal Bi Halal

Rabu, 16 Juni 2021 | 19:34 WIB

MUI Dukung Otonomi Khusus, Namun Harus Dievaluasi

Minggu, 18 Oktober 2020 | 12:24 WIB
TERKINI

Saat Debat Terakhir, Ini Ide dan Gagasan Brilian MARIYO Mewujudkan Papua CerdasĀ 

26 Menit yang lalu

Diduga Lakukan Pelecehan, Ketua DPD PDIP Papua Ditangkap dan Dibawa ke Jayapura

59 Menit yang lalu

Dua Tukang Ojek yang Ditembak KKB di Puncak, Berasal dari Gowa Sulsel

1 Jam yang lalu

Kampanye Akbar Mari-Yo, Bakal Hadirkan Pelayanan Kesehatan Gratis dengan 5 Dokter Spesialis

2 Jam yang lalu

Dua Tukang Ojek Tewas Ditembak Gerombolan OPM di Puncak

11 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com