Termakan Isu Penculikan Anak, Warga Keroyok Sopir Truk lalu Lempar ke Sungai di Distrik Airu
JAYAPURA, wartaplus.com - Isu penculikan anak kembali memakan korban. Seorang sopir truk lajuran bernama Hanas (38th) dikeroyok sejumlah warga yang mendapat informasi bahwa korban adalah komplotan penculik anak yang sedang melintas di kampung mereka.
Tragis, tak hanya dikeroyok, Hanas juga ditikam, kemudian dalam kondisi tak berdaya dilempar ke sungai Mamberamo dan hingga kini belum ditemukan.
Peristiwa pengeroyokan ini terjadi Selasa (28/03) dini hari di Kampung Meteor, Distrik Airu, Kabupaten Jayapura, Papua.
Beruntung tidak berselang lama, Polres Jayapura yang menerima laporan dari adik korban, berhasil menangkap empat pelaku pengeroyokan di tempat dan lokasi yang berbeda.
Kapolres Jayapura, AKBP Frederickus W.A Maclarimboen dalam keterangan persnya, Senin (06/03) di Mapolres Jayapura membeberkan keempat pelaku yaitu berinisial YK (21th), Samuel Pare (21 th), DA dan YW (57).
Keempat pelaku ditangkap di lokasi dan hari yang berbeda. Pelaku YW dan SP ditangkap pada Rabu (01/03) oleh Timsus Polres Jayapura di Distrik Airu.
“Pelaku YW ditangkap di Camp PT Yasa di Distrik Airu, dimana pelaku bekerja sebagai Security. Dari keterangan YW, anggota kemudian menangkap SP yang sedang berada di Kampung Hulu Atas, Distrik Airu,” ungkap Kapolres yang didampingi Kasat Reskrim Iptu Muhammad Rizka dan Kasie Humas Iptu Priyono
Selanjutnya pada Kamis (02/03) pukul 05.15 Wit, Tim Patmor Polres Jayapura berhasil menangkap YK di BTN Harmoni Sentani.
“Penangkapan YK oleh anggota patmor Polres Jayapura yang mendapat informasi dari Ketua RT bahwa pelaku berada di BTN Harmoni Blok D,” terang Kapolres.
Untuk pelaku DH yang sebelumnya dinyatakan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) telah menyerahkan diri diantar oleh keluarganya di Distrik Airu.
“Hari ini anggota akan ke Distrik Airu utuk menjemput pelaku DH,” imbuhnya.
Kronologis Kejadian
Adapun kronologis kejadian pengeroyokan, ungkap Kapolres, berawal dari kasus penghadangan dan pengrusakan lima truk lajuran oleh warga saat melintas dari arah Wamena, Jayawijaya menuju Jayapura, tepatnya di kampung Malili, Distrik Benawa, Kabupaten Yalimo. Kelima sopir truk yaitu Hendri, Nanda,Dahlan, Toberson Sinaga dan Hanas (korban) karena takut akhirnya berusaha lari menyelamatkan diri.
“Korban (Hanas,red) yang ketakutan langsung lari masuk ke hutan dan tiba di camp PT.Yasa Distrik Airu yang berjarak 30 km dari kampung Malili,” beber Kapolres.
Saat tiba di Camp, lanjut Kapolres, korban bertemu dengan pelaku YW dan DH yang sebelumnya telah mendapat informasi via telepon selular jika korban merupakan komplotan penculik anak.
“Korban dianiaya oleh kedua pelaku. Tidak lama datang pelaku lainnya yakni SP dan YK yang turut mengeroyok korban. Selanjutnya korban yang sudah tidak berdaya dibawa oleh pelaku YK ke jembatan meteor dan menikam korban menggunakan pisau milik korban. Selanjutnya pelaku melempar korban ke sungai Mamberamo. Sedangkan pelaku SP dan DH memantau situasi di sekitar,” jelasnya.
Setelah melempar korban ke sungai, para pelaku akhirnya kembali ke Kampung Meteor.
“Saat ini Polres Jayapura Bersama tim SAR masih melakukan pencarian terhadap korban yang belum ditemukan di sungai Mamberamo,” tukasnya.
Kapolres menyebut keempat pelaku sementara dijerat pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan.
“Kami masih gunakan pasal 170 KUHP karena korban belum diketahui kondisinya saat ini,” sebutnya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi penyebaran isu hoaks penculikan anak, lanjut Kapolres, pihaknya akan terus memberikan imbauan kepada masyarakat, bukan hanya lewat media sosial tetapi juga dalam bentuk pamflet dan spanduk dan akan sebarkan di setiap distrik dan kampung.
“Kita berharap jangan sampai isu penculikan anak ini terus merebak di wilayah Papua. Karena kita liat di Wamena, sampai banyak korban. Isunya di Yalimo, tapi eksekusinya di wilayah Jayapura. Disini kita harus bersinergi dengan pihak pemerintah daerah untuk melakukan imbauan seperti Kepala distrik dan kepala Kampung,” harapnya.
“Kita harap juga peran para tokoh baik tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat yang bisa menjadi corong dalam mensosialisasikan isu hoaks ini,” pungkas Kapolres.**