Sinergi TPID Sulampua Dalam Optimalisasi Potensi Lumbung Pangan dan Kerjasama Antar Daerah
MERAUKE, wartaplus.com - Melanjutkan upaya penguatan sinergi pengendalian inflasi di kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi wilayah se-Sulampua menyelenggarakan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) TPID Sulampua di Kabupaten Merauke, Selasa,(21/03).
Rakorwil ini diikuti 10 (sepuluh) kantor Perwakilan Bank Indonesia dan 14 (empat belas) Pemerintah Provinsi di wilayah Sulampua.
Adapun tema pembahasan yang diangkat dalam Rakorwil TPID Sulampua ialah “Potensi Lumbung Pangan di Sulampua dan Akselerasi Kerjasama Antar Daerah”.
Dalam sambutannya, Penjabat Gubernur Papua Selatan yang diwakili oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangungan, Sunaryo menyampaikan apresiasi atas pemilihan Provinsi Papua Selatan, khususnya Kabupaten Merauke sebagai tempat penyelenggaraan Rakorwil TPID se-Sulampua.
Menurut ia, hal ini tidak terlepas dari potensi besar Papua Selatan sebagai lumbung pangan di kawasan Sulampua yang perlu dioptimalisasi melalui sinergi dengan instansi terkait lainnya.
"Berbagai komoditas unggulan di Papua Selatan yang dapat dikembangkan ialah beras, telur ayam, daging ayam dan aneka hortikultura," kata Sunaryo.
Tantangan Pengendalian Inflasi Pangan
Hal senada juga disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan selaku koordinator Bank Indonesia wilayah Sulampua, Causa Iman Karana. Ia mengatakan, pengendalian inflasi pangan masih menjadi tantangan seiring tingginya biaya produksi, tantangan iklim dan perbaikan daya beli.
Untuk mendukung pengendalian inflasi dan ketahanan pangan, terdapat beberapa daerah yang akan dikembangkan sebagai program kawasan lumbung pangan di Sulampua. Beberapa diantaranya Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua. Adapun program lumbung pangan di Papua berlokasi di Kabupaten Merauke, Mappi dan Boven Digoel dengan luas sekitar 1,69 juta hektar, serta kabupaten Keerom dengan luas 10.000 – 20.000 hektar.
Pada sesi diskusi, Kepala Tim Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua, Remon Samora menyampaikan pentingnya konektivitas moda transportasi sebagai salah satu upaya krusial untuk menangani permasalahan inflasi di Papua.
Hal ini sangat penting mengingat ukuran Papua yang sangat luas (2,2 kali luas Pulau Jawa atau 1,67 kali luas Pulau Sulawesi) dan memiliki karakteristik geografi pegunungan di beberapa daerah. Remon menggarisbawahi pentingnya sinergi dan inovasi sehingga program pengendalian inflasi dapat berjalan lebih optimal.
Pengembangan Food Estate
Sementara itu, Asisten Deputi Percepatan dan Pemanfaatan Pembangunan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Suroto menjelaskan terkait pengembangan food estate di Kawasan Timur Indonesia, serta potensi dan kendalanya.
"Kabupaten Merauke telah ditetapkan sebagai lumbung pangan dan energi di Kawasan Timur Indonesia dengan pertimbangan bahwa kawasan ini memiliki potensi lahan datar dan subur," ujarnya.
Perwujudannya melalui pengembangan Merauke Integrated Food & Energy (MIFEE) dengan komoditas utama adalah padi. Selain pengembangan padi di Kabupaten Merauke, kedepannya juga akan dilakukan pengembangan sagu seluas 818.000 ha dengan potensi produksi 58,9 juta ton di Kabupaten Mappi dan pengembangan jagung dengan target 20.000 ha di Kabupaten Keerom. Dari sisi dukungan logistik dalam mendukung kelancaran distribusi.
Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Maritim Investasi, Djoko Hartoyo memaparkan perkembangan tol laut, serta tantangan angkutan laut dan logistik di wilayah Sulampua.
Dhia Anugrah Febriansa selaku Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi Badan Usaha Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti Kominfo) menyampaikan arah strategis, sektor prioritas, dan program dalam kerangka pelaksanaan peta jalan indonesia digital.
Kegiatan Rakorwil TPID Sulampua ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan Surat Keputusan (SK) Gubernur tentang Pembentukan TPID dan TP2DD (Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah) di 4 (empat) Daerah Otonom Baru (DOB) di wilayah Papua, yaitu Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan.**