Di Papua Hilal Tidak Teramati Karena Cuaca Berawan
JAYAPURA,wartaplus.com - Hilal tidak teramati oleh Tim Rukyatul Hilal Provinsi Papua. Walaupun secara perhitungan hilal dengan ketinggian sudah mencapai lebih dari 5 derajat secara teknis bisa teramati, namun cuaca mendung berawan menghalangi pengamatan hilal di Pantai Seribu Cemara, Demta, Kabupaten Jayapura, Selasa (9/10/2024).
Hal ini juga dikukuhkan melalui penetapan sidang isbat Pengadilan Agama Sentani di lokasi pemantauan Pantai Seribu Cemara, oleh hakim tunggal Huda Lukoni, S.H.I., M.H., yang juga merupakan Ketua Pengadilan Agama Sentani.
Ada 120 titik pemantauan hilal 1 Syawal tahun ini, tersebar di seluruh Indonesia.
Hadir pada tim pemantauan hilal ini, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua, Klemens Taran, Ketua Tim Falakiyah Provinsi Papua Dr. Hendra Yulia Rahman, M.H.I., Kepala Balai Besar MKG Wilayah V
Yustus Rumakiek, S.Si., Kepala Stasiun Geofisika Jayapura, Herlambang Huda, S.Si., M.Si., Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Agama Jayapura, Drs. Ahmad Sujai, M.H.I., dan Kepala Kampung Tarfia, Silas Tauruy.
Hendra menjelaskan, para perukyat tidak bisa melihat hilal karena awan yang menutup.
"Untuk ketetapan 1 Syawal menunggu sidang isbat (Kemenag Pusat)", demikian Hendra menandaskan.
Kakanwil menyampaikan Kemenag mendukung tim falakiyah secara maksimal, untuk melanjutkan informasi yang diperoleh pada tim secara nasional.
Ahmad Sujai menegaskan Pengadilan Tinggi Agama turut memberi dukungan dalam penyelenggaraan pemantauan hilal untuk mengakhiri bulan Ramadhan 1445 H. Kehadiran hakim siap untuk mengambil sumpah dan mengesahkan melalui sidang isbat sederhana, jika ada yang menyatakan melihat hilal, sekaligus akan menjadi laporan ke Kemenag Pusat dan menjadi laporan sidang Isbat.
Rangkaian agenda seputar penetapan 1 Syawal 1445 H di Kemenag Pusat di Jakarta meliputi Seminar Posisi Hilal jam 19.00 WIT, pelaksanaan sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1445 H jam 20.15 WIT, dan konferensi pers penetapan 1 Syawal 1445 H pada pukul 21.05 WIT.
Mengacu data yang dikeluarkan oleh BMKG, sebagaimana disampaikan Yustus, waktu konjungsi atau fase bulan baru atau ijtima' pada pukul 03:20:47, waktu terbenam matahari pukul 17:43:07, waktu terbenam bulan pukul 18:09:05, azimuth matahari 277, 791 derajat, azimuth bulan 282, 324 derajat, ketinggian hilal 5,440 derajat, elongasi 7,08 derajat, umur bulan 14 jam 22 menit 20 detik.
BBMKG menurunkan 2 unit teropong untuk mendukung secara optimal. "Menurut prakiraan, cuaca Demta berawan dengan potensi hujan ringan. Namun demikian tetap berharap cuaca cerah sehingga dapat mengamati penampakan hilal", demikian penjelasan Yustus.
Berdasarkan data hisab, sebagaimana disampaikan pada laman kemenag.go.id, ijtimak terjadi pada Selasa, 29 Ramadan 1445 H / 9 April 2024 M, sekitar pukul 01.20 WIB. Saat matahari terbenam, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk antara 4° 52.71' (empat derajat lima puluh dua koma tujuh puluh satu menit) sampai dengan 7° 37.84' (tujuh derajat tiga puluh tujuh koma delapan puluh empat menit) dan sudut elongasi 8° 23.68' (delapan derajat dua puluh tiga koma enam puluh delapan menit) hingga 10° 12.94' (sepuluh derajat dua belas koma sembilan puluh empat menit).