MENU TUTUP

Pengelolaan Sumber Daya Maritim Untuk Menyejahterakan Warga asli Papua

Sabtu, 09 Desember 2023 | 13:50 WIB / Adm
Pengelolaan Sumber Daya Maritim Untuk Menyejahterakan Warga asli Papua Foto Antara

BIAK,wartaplus.com - Pemekaran menjadi Daerah Otonomi Baru (D0B) Provinsi Papua Tengah, Pegunungan Papua, dan Papua Selatan mengalihkan sumber pendapatan "Bumi Cenderawasih" dari pertambangan emas kesektor kemaritiman, terutama bidang perikananbdan kelautan. Kabupaten Biak Numfor, salah satu wilayah kepulauan di Provinsi Papua, memiliki luas total 15.124 kilometer persegi, dengan rincian luas daratan 2.602 kilometer persegi dan lautan 12.522 kilometer persegi, yang terdiri atas Kepulauan Padaido/Aimando dan Kepulauan Numfor. Biak sebagai gugusan kepulauan memiliki potensi sumber daya alam kemaritiman karena berada di garis Samudera Pasifik, sebelah utara Provinsi Papua.

Sedangkan Kepulauan Padaido terdiri dari pulau-pulau kecil yang secara tradisional terbagi dua bagian wilayah, yakni Kepulauan Padaido Atas dan Kepulauan Padaido Bawah. Kepulauan Numfor terdiri dari lima distrik pemerintah dengan 39 kampung, merupakan daerah yang juga memiliki potensi perikanan berupa kepiting, udang, dan ikan tuna. Ketiga fauna maritim ini merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi. Bahkan, wilayah ketiga Kepulauan Padaido, Aimando, dan Numfor merupakan daerah perairan yang kaya dengan sumber daya perikanan dan kelautan karena didiami sekitar 200 biota laut masuk ke dalam 58 familia.

Selain kaya dengan jenis aneka flora, perairan Biak Padaido/Aimando dan Kepulauan Numfor juga memiliki kekayaan sumber daya kemaritiman dengan berbagai fauna, di antaranya 26 jenis burung, 14 jenis reptil, tujuh jenis mamalia, dan empat jenis serangga.

Wilayah perairan Biak berada di bibir Kepulauan Pasifik dengan wilayah penangkapan 717, memiliki sumber daya laut seperti ikan tuna jenis sirip kuning, tenggiri, hingga beragam terumbu karang serta jenis hewan yang menghuninya. Jenis flora yang paling banyak dimanfaatkan masyarakat lokal adalah pohon kelapa yang diambil buahnya untuk diproduksi menjadi minyak kelapa dengan pengolahan secara tradisional.

Penduduk lokal Kepulauan Padaindo/Aimando dan kepulauan Numfor juga memanfaatkan kekayaan hasil laut. Para nelayan tradisional menangkap ikan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kepulauan perairan Biak yang kaya potensi sumber daya alam kemaritiman ditetapkan menjadi Kawasan Taman Wisata Laut melalui Keputusan Menteri Kehutanan No.91 Kpts-VI/97.

Kekayaan sumber daya alam kemaritiman Biak menjadi daya tarik bagi investor untuk mengelola potensi kelautan dan perikanan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat asli Papua.

Sumber daya kemaritiman di Biak juga berperan sebagai kawasan konservasi perairan untuk melindungi kawasan dari degradasi lingkungan, tempat hidup ikan, serta untuk melindungi terumbu karang dan bakau. Potensi ikan tuna Wilayah perairan Biak telah menjadi sumber ekonomi biru pada sektor kelautan dan perikanan secara nasional. Data Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautandan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan potensi ekonomi perairan Kepulauan Padaido, Kabupaten Biak
Numfor-dari 10 kawasan konservasi perairan nasional tertinggi nilai ekonominya mencapai Rp68,9 triliun.

Ke depan, potensi sumber daya kelautan dan perikanan di Kabupaten Biak Numfor menjadi:lumbung pendapatan negara bukan pajak yang menjanjikan. Bupati Biak Herry Ario Naap menyebut hasil perikanan, khususnya ikan tuna sirip kuning, mencapai1,1 juta ton/tahun dengan perkiraan potensi pendapatan mencapai Rp17 triliun/tahun. Potensi ekonomi kelautan dan perikanan yang melimpah tidak hanya menopang pendapatan negara bukan pajak, melainkan menjadi sumber kekuatan di masa depan dalam menjaga kedaulatan kemaritiman Indonesia di kawasan Pasifik. “Beranda terdepan terdepan kemaritiman Indonesia ada di Biak Numfor sehingga potensi sumber daya kelautan dan perikanan harus kita jaga bersama, agar juga menyejahterakÄ…n keluarga OAP” katanya.

Mengelola sumber daya alam kemaritiman secara berkelanjutan dapat meningkatkan kesejahteraan warga di kampung dan pesisir kepulauan Kabupaten Biak Numfor Melimpahnya sumber daya alam kemaritiman
Biak Numfor juga menjadi daya tarik bagi
investor untuk menambah modal di daerah ini.

Hingga tahun 2023 sudah dua investor ikan tuna yang mulai mengelola kekayaan kemaritiman Biak. Bahkan investor tersebut setiap pekan sudah mengekspor ikan tuna segar ke Jepang melalui Bandara Internasional Frans Kaisiepo, Biak. Dinas Perikanan Biak Menyebutkan total ekspor ikan tuna segar ke Jepang sekitar 150 ton. Dampak hadirnya investor di Biak Numfor juga membuka lapangan kerja baru bagi anak muda Papua.

Biak juga memiliki objek wisata sejarah
peninggalan Perang Dunia Il, misalnya museum bawah laut Kapal Catalina, Lapangan Terbang Pulau Owi, Goa Jepang Binsari, hingga Monumen Perang Dunia II.

Provinsi Papua yang telah dimekarkan menjadi delapan pemerintah kabupaten dan satu pemerintah kota. Daerah ini, melalui kekayaan maritimnya, memiliki peluang untuk meningkatkan pendapatan sekaligus menyejahterakan penduduknya. Potensi utama Provinsi Papua kini memang beralih, dari pertambangan ke sektor kelautan
dan perikanan. Ketua Badan Pengarah Percepatan

Pembangunan Otonomi Khusus Papua Pendeta Albert Yoku menyebutkan potensi perikanan dan kelautan harus dikelola dengan baik dan berkelanjutan agar mampu menyejahterakan warga Papua, termasuk OAP.

Dengan keluarnya UU Nomor 21 Tahun 2021 tentang Otonomi Khusus Papua, maka visi misi pembangunan Papua 20 tahun ke depan harus dapat mewujudkan Papua Sehat, Papua Cerdas, Papua Produktif, serta Papua Damai.
Kebijakan Papua Produktif terkait dengan potensi kekayaan sumber daya alam kemaritiman di setiap kabupaten/kota untuk dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi peningkatan ekonomi keluarga OAP.

Papua Produktif, Merujuk bahwa warga OAP bisa terlibat dalam mengelola kekayaan laut dan perikanan. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Papua Iman Djuniawal mengakui potensi perikanan saat ini menjadi sumber pendapatan ekonomi OAP yang bermukim di wilayah pesisir Papua.

Kebijakan pengelolaan sektor kemaritiman di bidang perikanan cdiatur oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2023, dengan membangun organisasi warga Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Samber-Binyeri Distrik Yendidori Kabupaten Biak Numfor. Kampung Nelayan Modern dibangun dilengkapi dengan beragam fasilitas kebutuhan nelayan, salah satunya yakni SPBU khusus nelayan.

Kelebihan lain Kalamo Biak, pemanfaatannya melibatkan masyarakat setempat sebagai organisasi pengelola. Konsep tersebut tergolong baru karena dalam pengelolaan potensi perikanan dan kelautan-memberi kepercayaan penuh kepada 0AP. Sistem pengelolaan Kalamo Samber-Binyeri sepenuhnya memberikan kepercayaan kepada warga lokal. Keterlibatan warga lokal dalam pengelolaan usaha tersebut menjadikannya sebagai sumber pendapatan baru bagi keluarga nelayan setempat.





BACA JUGA

Mengenal Kampung Nelayan Hamadi Kota Jayapura

Jumat, 28 Juni 2024 | 08:26 WIB

Sah, Mantan Persipura Gabung PSBS Biak

Rabu, 12 Juni 2024 | 17:24 WIB

Kemensos Berikan Bantuan Sosial Kepada 378 Lansia di Biak Numfor

Rabu, 29 Mei 2024 | 12:44 WIB

Melihat Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan Ekonomi Nelayan di Papua

Senin, 29 April 2024 | 12:49 WIB

Distrik Samofa Papua Masuk Tempat Penanganan Stunting Anak Pada 2024

Minggu, 28 April 2024 | 12:26 WIB
TERKINI

Ketua TP-PKK Pusat Ny.Tito Karnavian Kunjungi Anak anak Kwamki Narama Mimika

14 Jam yang lalu

Kunker ke Mimika, Gubernur Ribka Sedih Masih Banyak Masyarakat Miskin

14 Jam yang lalu

Kapten Laut I Nyoman Dipercaya Nakhodai KRI Albakora-867 Satrol Lantamal X Jayapura

21 Jam yang lalu

Peringati Satu Abad, WKRI DPC Santa Angel Puncak Jaya Gelar Ibadah Syukur

21 Jam yang lalu

BI Papua Dorong Peningkatan Produksi Pangan Melalui GNPIP 2024 di Merauke

22 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com