Kecelakaan di PT Freeport Indonesia, Komnas HAM Papua: Freeport Harus Segera Temukan Para Pekerja Mereka

JAYAPURA,wartaplus.com - Pada 8 September 2025, terjadi insiden longsor atau luncuran lumpur basah (wet muck) di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Insiden ini melibatkan aliran material basah dalam jumlah besar yang mengalir sekitar pukul 22.00-23.21 WIT, menutup akses ke beberapa area dan menjebak tujuh pekerja kontraktor di dalam terowongan. Lokasi spesifiknya adalah level 2830 Extraction, Panel 23 East Drawpoint 20 South.
Kronologi Kejadian
Senin, 8 September 2025: Longsor terjadi malam hari, menyebabkan material lumpur menutup jalur evakuasi. Tujuh pekerja terjebak, sementara 14 pekerja lain berhasil dievakuasi dari bangunan terdekat (OB1 Building dan Amole Stockpile Building) tanpa korban jiwa.
Selasa, 9 September 2025: Tim Tanggap Darurat PTFI mulai proses evakuasi menggunakan alat berat, bor, dan drone. Operasi tambang dihentikan sementara untuk memprioritaskan keselamatan. Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) mengirim tim inspeksi dan berkoordinasi dengan PTFI, MIND ID, serta pemerintah daerah Papua dan Papua Tengah.
Rabu, 10 September 2025: Evakuasi terkendala volume material basah yang aktif dan sulit dibersihkan. Lokasi pekerja diketahui, dan diyakini dalam kondisi aman, meski komunikasi terputus. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyatakan optimisme bahwa evakuasi bisa selesai dalam 30 jam, tapi hingga saat itu belum ada kontak langsung.
Kamis, 11 September 2025: Hingga hari keempat, proses masih berlangsung. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menerima laporan dari pimpinan PTFI Tony Wenas, dan tim lapangan terus bekerja tanpa henti. Material longsor ternyata lebih besar dari perkiraan awal, sehingga evakuasi butuh waktu lebih lama.
Update hingga 13 September 2025: Berdasarkan laporan terbaru, nasib tujuh pekerja masih belum diketahui secara pasti. Proses evakuasi menghadapi tantangan geologis, termasuk risiko longsor tambahan dari lumpur basah yang bisa bergerak lagi. PTFI menegaskan prioritas utama adalah keselamatan, dan tidak ada korban jiwa dilaporkan dari 14 pekerja yang dievakuasi lebih dulu.
VP Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati, menyatakan bahwa tim gabungan (termasuk aparat keamanan) bekerja 24 jam untuk membuka akses, sambil memulihkan komunikasi. Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman juga mengonfirmasi kejadian dan koordinasi dengan manajemen.
Dampak dan Respons
Korban: Tujuh pekerja kontraktor terjebak (belum dievakuasi hingga 11 September). Tidak ada laporan kematian, tapi kondisi mereka belum bisa dikonfirmasi karena akses terhalang.
Operasional: Tambang bawah tanah Grasberg dihentikan sementara. Grasberg adalah salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia, yang menyumbang Rp 80 triliun ke negara pada 2024.
Risiko Lumpur Basah: Lumpur basah di tambang bawah tanah berbahaya karena bisa mengalir tiba-tiba dan menimbun area luas, seperti kasus di Northparkes, Australia, yang menewaskan empat pekerja. PTFI menerapkan protokol keselamatan, tapi insiden ini menambah riwayat kecelakaan di Grasberg.
Kepala Komnas HAM Papua Frits Bernard Ramandey kepada wartaplus, Sabtu sore menegaskan, para pekerja ini harus ditemukan. "Ini tanggungjawab Freeport dan mereka harus temukan. Kejadian sudah dari tanggal 8 September tentu keluarga 7 pekerja juga menanti kabar,"ujarnya singkat
Riwayat Kecelakaan di Tambang Grasberg
Insiden ini bukan yang pertama. Berikut beberapa kasus serupa dalam 12 tahun terakhir:
14 Mei 2013: Longsor menewaskan 28 dari 34 pekerja terjebak.
31 Mei 2013: Satu pekerja tertimpa lumpur, luka-luka.
27 Juni 2014: Empat pekerja tewas di tambang bawah tanah Deep Ore Zone (DOZ).
12 September 2014: Longsor di West Muck Bay, satu tewas.
Insiden lain termasuk kebakaran dan kecelakaan kerja yang merenggut nyawa, menyoroti tantangan HSE (Health, Safety, Environment) di tambang bawah tanah.
PTFI, sebagai bagian dari Freeport-McMoRan Inc., dikenal memiliki standar HSE yang lebih baik dibanding tambang lain di Indonesia, tapi riwayat ini menekankan perlunya peningkatan. Pemerintah dan LSM terus memantau dampak lingkungan dan sosial Freeport terhadap masyarakat Amungme dan Papua*