Kompolnas Dorong Polri Humanis di Tanah Papua, Strategi Dialog Lebih Dibutuhkan Dibanding Senjata
Ketua Tim Kompolnas, Mochammad Choirul Anam memberikan keterangan pers usai audiens dengan Polda Papua/dok.Humas Polda Papua
JAYAPURA, wartaplus.com – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendorong Polda Papua agar mengedepankan pendekatan humanis dalam setiap pelayanan Kepolisian termasuk dalam penyelesaian konflik. Bahwa polisi adalah institusi sipil. Sehingga karakter pelayanan, pendekatannya, dan karakter membangun Poldanya harus mencerminkan bahwa dia adalah institusi sipil.
Ini ditegaskan Ketua Tim Kompolnas, Mochammad Choirul Anam saat melakukan audiens dengan Polda Papua, di Jayapura, Kamis (02/10/2025).
“Kepolisian itu lahir dari rahim reformasi dan mengingatkan kita semua bahwa Polri itu adalah bagian penting dari masyarakat sipil. Sehingga ketika mendesain Polda -Polda baru atau memperkuat Polda yang sudah ada seperti Polda Papua ini, desainnya adalah berkarakter dan bercorak sipil. Contoh kongkritnya yaitu melalui pendekatan dialogis/humanis ke masyarakat. Ini harus diperbanyak di kepolisian sehingga membangun kenyamanan, membangun kedamaian dan lain sebagainya di tanah Papua secara keseluruhan, dan khususnya di wilayah Papua induk,”ungkap Choirul Anam.
Menurutnya, pendekatan kepolisian yang bercorak sipil, dialogis, dan humanis dalam konteks Papua sangat penting. Papua yang sedang dalam masa transisi dengan pembentukan Polda baru memerlukan desain kelembagaan yang menekankan pelayanan masyarakat, bukan semata-mata pendekatan hukum.
Karakteristik Polda Papua Berbeda
Karakteristik dari Polda Papua berbeda dengan Polda lainnya, dengan ekosistem masyarakat yang berbeda beda.
“Oleh karena itu kami mendorong adanya fasilitas untuk menunjang kinerja Polda Papua maupun Polda di Daerah Otonomi Baru (DOB), jadi pendekatan dialogis yang humanis harus lebih ditonjolkan dibanding pendekatan hukum dengan menggunakan senjata. Itu yang membedakan institusi polisi dengan institusi yang lain di tanah Papua,” tegasnya.
“Jadi fasilitas harus dilengkapi karena ini sebagai sarana penunjang dalam melakukan pendekatan humanis tersebut,” sambungnya.
“Di Tanah Papua, polisi harus hadir dengan wajah humanis. Peralatan dan strategi dialog jauh lebih dibutuhkan dibandingkan peralatan tempur, agar tercipta rasa aman dan damai bagi masyarakat,” tegas Anam.
Kompolnas juga mencatat bahwa Polda Papua cukup aktif menindaklanjuti laporan masyarakat, dengan 4–6 kasus yang sudah diproses. Selain itu, pihaknya menyerukan penghentian praktik jual beli amunisi yang dianggap merugikan masyarakat dan mengancam stabilitas keamanan di Papua.
“Praktik tersebut adalah bentuk pengkhianatan terhadap kemanusiaan dan harus ditindak tegas,” tegas mantan Komisioner Komnas HAM ini.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Cahyo Sukarnito menegaskan peran penting fungsi humas Polri dalam membangun citra, menjaga kepercayaan publik, serta memastikan keterbukaan informasi.
“Humas Polri berkomitmen untuk terus meningkatkan profesionalisme, memperkuat kolaborasi dengan media, dan menghadirkan strategi komunikasi yang adaptif sesuai dinamika masyarakat. Kami sangat terbuka terhadap evaluasi dan masukan dari Kompolnas,” tegasnya.
Audiens dihadiri Irwasda Polda Papua Kombes Pol. Jeremias Rontini, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Cahyo Sukarnito, serta Auditor Kepolisian Madya Tk III Itwasda Polda Papua, Kombes Pol. Sandi Sultan, Sementara itu, rombongan Kompolnas dipimpin langsung oleh Ketua Tim Mochammad Choirul Anam, didampingi AKBP Bayu Puji Hariyanto, serta staf pendukung lainnya.**
