Rahmad Darmawan: Jejak Karier sebagai Pelatih Persipura Jayapura

JAYAPURA,wartaplus.com - Kembalinya RD ke Persipura bukan sekadar reuni, tetapi juga simbol harapan bagi suporter Mutiara Hitam. Prestasinya di masa lalu memberi keyakinan bahwa ia mampu mengulang keajaiban 2005, meski dalam konteks berbeda.
Tantangan menanti setelah resmi Manajemen Persipura memberhentikan Richardo Salampesy dengan Rahmad Darmawan, yang akrab disapa Coach RD, adalah salah satu pelatih senior sepak bola Indonesia dengan rekam jejak panjang dan prestasi gemilang. Lahir pada 28 November 1966 di Lampung, ia memulai karier kepelatihannya setelah pensiun sebagai pemain profesional, yang pernah membela klub seperti Persija Jakarta dan Persikota Tangerang.
Sebagai eks personel TNI Angkatan Laut dengan pangkat Mayor, RD membawa disiplin militer ke dalam gaya kepelatihannya. Fokus utama pada periode Persipura Jayapura (2005) menjadi tonggak awal kesuksesannya di level tertinggi Liga Indonesia, di mana ia membawa klub asal Papua itu meraih gelar juara perdana di era modern.
Awal Karier Kepelatihan
RD memulai perjalanan sebagai pelatih pada 1998 sebagai asisten di Persikota Tangerang, klub yang juga ia bela sebagai pemain. Pada 2001, ia naik jabatan menjadi pelatih kepala di sana dan berhasil membawa tim juara Liga Indonesia Divisi Satu (1997) serta Divisi Dua (1996). Pengalaman ini menjadi batu loncatan sebelum ia dikontrak oleh Persipura Jayapura pada 2005.
Jejak di Persipura Jayapura (2005)
Pada 2005, RD ditunjuk sebagai pelatih kepala Persipura Jayapura, klub yang saat itu masih berjuang membangun identitas di kasta tertinggi. Tantangan besar dihadapi, termasuk keterbatasan infrastruktur di Papua dan kebutuhan membangun skuad dari nol. RD berani mempromosikan talenta muda dari PON Papua 2004, seperti Boaz Solossa, Ian Kabes, Korinus Fingkreuw, dan Christian Worabay, yang menjadi tulang punggung tim. Ia mengombinasikannya dengan pemain berpengalaman seperti Jendri Pitoy, Jack Komboy, Mauly Lessy, Marwal Iskandar, dan Eduard Ivakdalam.
Strategi RD fokus pada permainan menyerang yang memanfaatkan kecepatan pemain lokal, menghasilkan skuad yang "mematikan". Musim itu, Persipura finis sebagai juara Liga Indonesia Premier Division 2005 dengan rekor impresif: 20 kemenangan, 7 seri, dan 3 kekalahan. Gelar ini menjadi pencapaian pertama Persipura di liga nasional modern, mengakhiri puasa trofi panjang klub sejak era 1960-an. Momen puncak adalah kemenangan 3-2 atas Persiraja Banda Aceh di final, dengan gol dari Leo Kapisa menjadi pembuka. RD menyebut periode ini sebagai "momen terbaik" kariernya, karena ia harus membawa peralatan latihan dari Jakarta dan membangun tim di tengah isolasi geografis.
Prestasi ini tidak hanya membawa trofi, tapi juga meletakkan fondasi kejayaan Persipura di tahun-tahun berikutnya, meskipun RD hanya menangani satu musim penuh.
Dampak dan Warisan di Persipura
Kepelatihan RD di Persipura dianggap sebagai "langkah awal" era emas klub Mutiara Hitam. Ia menjadi pelatih pertama yang membawa Persipura juara liga, membuka jalan bagi Jacksen F. Tiago yang meraih tiga gelar berikutnya. Boaz Solossa, yang dipromosikan RD, kemudian menjadi kapten Timnas Indonesia, memenuhi janji RD untuk menjadikannya bintang nasional. Jejak ini masih dirasakan hingga kini, dengan Persipura (sekarang di Liga 2) tetap mengenang 2005 sebagai titik balik.Karier Pasca-Persipura
Setelah Persipura, RD melanjutkan karier ke klub-klub besar:
Sriwijaya FC (2007-2010): Juara Liga Indonesia Premier Division 2007-2008 dan tiga kali Piala Indonesia (2007-2008, 2008-2009, 2010). Ia menjadi satu-satunya pelatih yang menyatukan gelar liga dan piala dalam satu musim.
Timnas Indonesia: Asisten pelatih senior (2010-2013), pelatih sementara senior (2013), dan pelatih U-23 (2011-2013) dengan dua medali perak SEA Games (2011, 2013).
- Klub lain: Persija Jakarta, Arema Cronus, Mitra Kukar, Pelita Jaya, Tira Persikabo, Madura United, RANS Cilegon, Barito Putera (terbaru hingga 2024/2025), serta sempat melatih T-Team di Malaysia.
- Prestasi tambahan: Pelatih Terbaik Copa Indonesia 2009, Pelatih Bulan Liga 1 Februari 2022.
Rahmad Darmawan tetap menjadi simbol pelatih lokal sukses, dengan jejak di Persipura sebagai bukti kemampuannya membangun tim dari bawah menjadi juara.*