FGD Strategis Pasca-Pemilukada Yahukimo: Bupati Didimus Yahuli Tekankan Persaudaraan dan Kekeluargaan di Atas Segalanya

JAYAPURA,wartaplus.com - Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Membangun Kesadaran Keamanan Masyarakat di Kabupaten Yahukimo Pasca Pemilukada 2024” yang digelar pada Rabu, 26 November 2025, ternyata menjadi forum terbuka untuk membahas akar masalah yang selama ini mengganjal pembangunan di Yahukimo.

Acara yang diprakarsai firma hukum Pieter Ell & Rekan ini dihadiri sekitar 70 peserta dari berbagai elemen masyarakat, aparat keamanan, dan pemangku kepentingan. Narasumber utama pengacara senior sekaligus public figure DR (C) Pieter Ell, Kasdim 1715/Yahukimo Mayor Inf Sutrisna Bactiar, Wakapolres Yahukimo Kompol Komarul Huda, praktisi hukum Viktor Manengke, Ketua DPRD Yahukimo Son Pehabol, serta Sekda Yahukimo Redison Manurung.

Setelah diskusi intens selama hampir dua jam, FGD menghasilkan empat rekomendasi tertulis yang langsung ditandatangani para narasumber, antara lain: Patroli keamanan gabungan TNI-Polri dan masyarakat sipil secara rutin setiap hari di ibu kota Dekai dan wilayah sekitarnya guna menjaga stabilitas pasca-Pemilukada.

Penundaan pelaksanaan eksekusi Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor 174 PK/TUN/2023 terkait SK pengangkatan Kepala Kampung tahun 2021, sampai ada putusan akhir atas Peninjauan Kembali Kedua (PK-II) yang diajukan Pemerintah Kabupaten Yahukimo.

Pengawasan ekstra ketat terhadap penyaluran dana desa/kampung dan dana BOS agar tepat sasaran dan tidak lagi memicu konflik horizontal.

Pelibatan aktif tokoh adat, tokoh agama, perempuan, dan pemuda dalam setiap upaya penegakan hukum serta perlindungan hak asasi manusia di Yahukimo.

“Persaudaraan dan Kekeluargaan Harus Diutamakan”
Dalam sambutan pembukaan, Bupati Yahukimo Didimus Yahuli menegaskan bahwa tahapan Pemilukada 2024 telah usai dan kini saatnya semua pihak kembali merajut tali persaudaraan.

“Yahukimo ini rumah besar kita bersama. Yang menang wajib merangkul, yang belum berkesempatan menang tetap saudara kita yang harus dilibatkan dalam pembangunan. Tidak ada lagi tempat untuk hoax, provokasi, atau upaya memecah belah, baik secara langsung maupun melalui media sosial,” ujar Didimus tegas.

“Hubungan kekeluargaan dan adat istiadat kita jauh lebih berharga daripada kepentingan politik sesaat,” tambahnya, disambut applaus meriah dari seluruh peserta.

FGD yang berlangsung penuh khidmat namun sarat semangat kebersamaan ini ditutup dengan komitmen kolektif: menjadikan Yahukimo kembali aman, kondusif, dan pembangunan yang empat tahun terakhir terhambat akibat sengketa kepala kampung dapat segera bergulir kembali.

Langkah konkrit pasca-FGD ini diharapkan menjadi titik balik bagi perdamaian dan kemajuan Kabupaten Yahukimo ke depan.