MENU TUTUP

Orang Tua SD yang Dipalang Minta Walikota Sorong Tegas

Senin, 13 Agustus 2018 | 15:45 WIB / Ola
Orang Tua SD yang Dipalang Minta Walikota Sorong Tegas Sejumlah orang tua yang lakukan protes/Ola

SORONG,-Ratusan pelajar SD Inpres 74 Kota Sorong, Papua Barat sejak pekan lalu terlantar dan bolos sekolah akibat sekolah mereka dipalang oleh sejumlah kelompok yang mengatasnamakan pemilik ulayat.

Setelah resah belum ada kepastian kapan pintu gerbang sekolah dibuka dan proses belajar mengajar (PBM) kembali normal, pihak dinas pendidikan Kota Sorong mengalihkan PBM ke gedung SMP Negeri 9 Kota Sorong.
Jarak tempuh antara SD Inpres dan SMP tersebut terbilang cukup jauh sehingga membuat sejumlah orang tua siswa protes.

"Kami mau dalam satu dua hari ini Walikota Sorong atau pemerintah harus tegas dapat menyelesaikan persoalan ini agar kami siswa dan orang tua tidak menjadi korban," seru salah satu orang tua siswa, Aryapen.

Menurut orang tua siswa, selain jarak yang cukup jauh orang tua jadi khawatir atas keselamatan anaknya, dimana saat anaknya bersekolah harus menyeberangi jalan dengan arus kendaraan yang padat.

Dirinya dan sejumlah ibu-ibu lainnya pun bersepakat akan melakukan aksi demo ditengah jalan agat dapat diperhatikan oleh pemerintah.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong, P. Corisanno usai bertatap muka dengan orang tua siswa mengatakan bahwa dinas pendidikan mempunyai wewenang dalam proses belajat mengajar namun jika ada persoalan terkait asset seperti bangunan dan lain sebagainya adalah tugas pemerintah kota.

"Pertemuan tadi Saya sudah sampaikan ke orang tua untuk sementara bersabar. Karena persoalan itu sedang ditangani Bapak Walikota, sedangkan proses belajar mengajar tetap harus berjalan. Kasihan nanti anak-anak akan ketinggalan pelajaran sedangkan kurikulum tetap berjalan. Lebih pilih orang tua atau siswa?," ujar Corisano.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Peninsula Nawarisa yang mengatasnamakan pemilik ulayat mengatakan jika tanah milik keluarganya ini belum pernah diganti rugi oleh pemerintah.

"Dari tahun 1982, belum pernah ada proses ganti rugi. Kami sudah berkali-kali mengadu ke pemerintah kota tapi tidak ada tanggapan. Oleh karena kekesalan itu maka hari ini Kami lakukan pemalangan dengan tuntutan ganti rugi 5 Miliyar atas luas tanah 3000 meter persegi. Kami tidak akan memberikan ijin pakai sekolah kalau belum ada tanggapan dari Walikota," ujarnya.*


BACA JUGA

TERKINI
Penambangan Nikel Tidak Menyejahterakan

TPNPB OPM: Kami Dibunuh, Alam Kami Dirampas, Kita Lakukan Perlawanan Bersama Rakyat

26 Menit yang lalu

Bantuan Daging Kurban Presiden untuk Masyarakat Nduga Dipertanyakan, Beratnya Tidak Sesuai Laporan

43 Menit yang lalu

Publik Teriak Selamatkan Ekologi, Gubernur Papua Barat Daya: Kerusakan Alam di Pulau Gag Itu Hoax

54 Menit yang lalu

Dua Menteri Kabinet Kunjungi Nduga, Polwan Ops Damai Cartenz Dilibatkan dalam Pengamanan

11 Jam yang lalu

PTFI dan YPMAK Serahkan Bantuan Untuk Warga Tsinga Yang Terdampak Longsor, Kepala Distrik Tembagapura: Terimakasih Freeport

12 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com