Pangdam Sesalkan Penggunaan Atribut Papua Merdeka Saat Ospek Mahasiswa Uncen
JAYAPURA, - Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit menyesalkan penggunaan atribut Papua Merdeka saat Pra Orientasi Pengenalan Kampus (Ospek) di fakultas ilmu sosial dan politik (Fisip) Universitas Cenderawasih (Uncen), Senin (13/8) lalu.
Pangdam melalui Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi di Jayapura, Rabu (15/8) menyatakan, tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa (panitia) saat pra ospek bisa diketagorikan sebagai tindakan makar yang dilakukan secara sistemik dengan tujuan untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Panglima meminta kepolisian maupun pihak rektorat untuk mengambil tindakan tegas terhadap oknum mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut, yang selama ini aktif menyebarkan keinginan untuk melepaskan Papua dari NKRI, itu kita sangat sesali," kata Dax.
"Karena pada dasarnya itu sudah bagian dari tindakan makar secara sistemik. Kalau sampai mengumpulkan selebaran (mewajibkan mahasiswa baru menggunakan gelar bermotif bintang kejora yang dikenal sebagai simbol papua merdeka) artinya, itu sudah sistemik dan terencana. Secara hukum, ini sudah bisa dianggap sebagai persekongkolan jahat, permufakatan jahat untuk melakukan tindakan makar," lanjutnya.
Oleh karenanya Kodam mendorong pihak kepolisian Polda Papua untuk melakukan tindakan tegas terhadap mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Sementara menyikapi aksi yang dilakukan mahasiswa ini, pihak Kodam Cenderawasih ke depan akan lebih menggiatkan lagi kegiatan pembinaan generasi muda di setiap Kodim
"Konsen kodam ke depan bahwa kita harus lebih giat lagi, mengakomodir apa yang diinginkan anak muda Papua sehingga pikiran tidak diarahkan ke politik. Bisa dibawah kegiatan yang lebih positif seperti olahraga, kesenian. Ini akan lebih digalakkan," katanya.
Sebelumnya, video penggunaan atribut dan yel yel papua merdeka di fakultas Fisip Uncen saat pra ospek menyebar luas di media sosial dan mengundang reaksi banyak pihak. Tidak hanya di fakultas Fisip, seruan Papua Merdeka juga menyasar fakultas tekhnik dan MIPA.
Rektor Uncen, Apolo Safanpo mengklaim, insiden ini terjadi akibat intervensi dari kelompok diluar kampus terhadap panitia ospek. Sementara Penjabat Gubernur Papua, Soedarmo meminta Kepolisian mengusut tuntas kasus ini, dia bahkan mengancam akan mengevaluasi pemberian bantuan dana otonomi khusus pendidikan untuk fakultas Fisip Uncen.*