MENU TUTUP

Mahasiswa dan Pelajar Puncak Tolak Penerimaan CPNS Sistem Online

Senin, 17 September 2018 | 13:06 WIB / Andi Riri
Mahasiswa dan Pelajar Puncak Tolak Penerimaan CPNS Sistem Online Mahasiswa dan pelajar kabupaten Puncak saat berunjuk rasa di halaman kantor Gubernur Papua, Senin (17/9)/Andi Riri

JAYAPURA, - Mahasiswa dan pelajar kabupaten Puncak yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa Pelajar Puncak (KMPP) menolak dengan tegas penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2018 yang pendaftarannya bakal segera dibuka secara nasional dalam waktu dekat.

Penolakan ini disampaikan langsung mahasiswa dan masyarakat Puncak kepada pemerintah Provinsi Papua dalam aksi unjuk rasa di halaman kantor Gubernur Papua, Senin (17/9).

Ketua Himpunan Mahasiswa Puncak, Aprianus Way dalam pernyataan sikap yang dibacakannya dihadapan Sekda Papua, Hery Dosinaen, meminta pemerintah Provinsi segera mengambil kebijakan berdasarkan Undang undang nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus

"Kami meminta penerimaan CPNS 2018 harus kembali ke sistem manual," tegas Aprianus yang disambut riuh tepuk tangan para pengunjuk rasa. 

Bahkan, tegasnya lagi, jika permintaan tersebut tidak direalisasikan, maka mereka akan berupaya keras untuk menggagalkan penerimaan CPNS secara online di kabupaten Puncak.

"Jadi segala konsekuensi harus ditanggung oleh pemerintah provinsi apabila aspirasi kami tidak direalisasiskan,"serunya.

Koordinator Aksi Demo, Iru Kwak menyatakan, sistem online tidak memberikan jaminan  bagi masyarakat di kabupaten Puncak dan kabupaten lainnya diwilayah pegunungan Papua, yang selama ini kesulitan akses jaringan internet.

"Masyarakat dan mahasiwa setiap kabupaten kekurangan sistem jaringan, kekurangan sistem komputer apalagi sistem online. Orang disana (masyarakat Puncak kalau mau ikut tes CPNS)  mereka harus ke Jayapura naik pesawat hanya untuk ikut tes. Secara tidak sengaja hak kami dicabut, kami mahasiswa papua yang sekolah banyak ini mau dikemanakan?"keluhnya.

Menurut Iru, jika sistem online ini dikendalikan oleh pusat berarti sama saja tidak menghargai masyarakat di pegunungan Papua 

"Mereka (pusat) sudah mengambil hak kami.Orang dari luar yang ambil, lalu kami kerja dimana. Ini sama saja pembunuhan karakter orang Papua," ujarnya.

Oleh karena itu, Iru meminta pemerintah pusat mengembalikan masalah penerimaan CPNS agar ditangani oleh pemerintah daerah masing masing di Papua.

"Kami minta dikembalikan ke daerah, biar kepala daerah (bupati ) yang tangani sendiri. Sebab pemerintah daerah yang mengenal secara etika politik, sistem demokrasi, fenomena yang terjadi di lapangan,"pintanya.

Pemprov Komunikasi MRP

Menanggapi tuntutan para pengunjuk rasa, Sekretaris Daerah Provinsi Papua,Hery Dosinaen menyampaikan,dirinya sudah melakukan komunikasi dengan pihak Majelis Rakyat Papua (MRP) untuk meminta waktu agar duduk bersama membahas  berbagai masalah terkait penerimaan CPNS ini.

“Kita perlu duduk bersama lebih dulu untuk mengambil langkah-langkah konkrit.Tetapi yang jelas ini ada stetmen dari bapak Gubernur tentang penerimaan IPDN yang mana ini juga  tidak berbeda jauh dengan penerimaan CPNS,”ujar Sekda.

Menurut dia, apa yang sudah diperjuangkan oleh para mahasiswa memang sudah menjadi perhatian khusus Gubernur,  Lukas Enembe yang bahkan telah memperjuangkan selama ini.

“Inilah perjuangan kita semua dan kita akan kemas semua masalah ini,dan MRP sudah berkerja terus untuk memperhatikan serta memperjuangkan apa yang menjadi hak-hak kita,sehingga kita minta agar mahsiswa ini jangan terprofokasi dengan isu-isu yang tidak benar diluar,” ujarnya mengingatkan.

Sekda menambahkan, aspirasi mahasiswa Puncak ini telah mewakili keinginan dari seluruh masyarakat Kabupaten/Kota di Papua.

"Memang ada kekhawatiran yang sangat berlebihan kalau dalam sistem penerimaan online ini jangan sampai orang Papua tidak masuk,justru banyak dari luar yang masuk.Yang jelas kami di Pemprov akan memperjuangkan dan bapak Gubernur sangat intens untuk melihat hal-hal seperti ini, tentu ada hal teknis yang perlu kami lakukan dalam waktu dekat ini bersama antara MRP,DPR Papua dan Pemerintah Provinsi Papua untuk membahas hal-hal ini," jelasnya panjang lebar.*


BACA JUGA

Kabupaten Puncak

Willem Wandik: ASN Tidak Berdinas Jangan Harap Terima Gaji

Senin, 07 Februari 2022 | 20:12 WIB
KKB

Bupati Puncak Willem Wandik: Prihatin Aksi Penyerangan Hingga Tiga Prajurit TNI Gugur

Sabtu, 29 Januari 2022 | 14:33 WIB

Bupati Puncak Lantik 11 Pelaksana Tugas Kepala Dinas, Staf Ahli dan Asisten

Minggu, 08 Maret 2020 | 08:49 WIB

Satu Pucuk Senjata AR15 dan Amunisi Dicuri di Mapolsek Beoga

Sabtu, 21 Desember 2019 | 18:47 WIB

Menteri ESDM Resmikan PLTMH di Kabupaten Puncak Papua

Sabtu, 21 Desember 2019 | 10:00 WIB
TERKINI

Penangkapan HAN, Komnas HAM Perwakilan Papua Menghormati Proses Hukum

46 Menit yang lalu

Pj Gubernur Tegaskan Papua Tengah Siap Laksanakan Pencoblosan Pilkada Serentak 2024

2 Jam yang lalu

H-1 Pencoblosan, Pemprov Papua Tengah Gelar Doa Bersama Wujudkan Pilkada Damai

2 Jam yang lalu

Polda Papua Diminta Proses Lanjut, Jangan Ada Penangguhan Penahanan Terhadap HAN

6 Jam yang lalu

Kasus Yang Menjerat HAN Adalah Kasus Kriminal Murni Jangan Dipolitisasi

6 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com