A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: is_readable(): open_basedir restriction in effect. File(/dev/urandom) is not within the allowed path(s): (/tmp/:/www/wwwroot/wartaplus.com/m.wartaplus.com/)

Filename: core/Security.php

Line Number: 584

Papua Barat Hanya Memiliki 4 Alat Pencatat Gempa | Mobile Wartaplus.com
MENU TUTUP

Papua Barat Hanya Memiliki 4 Alat Pencatat Gempa

Selasa, 09 Oktober 2018 | 20:00 WIB / Ola
Papua Barat Hanya Memiliki 4 Alat Pencatat Gempa Kantor BMKG Kelas II Sorong Papua Barat/Ola

SORONG,-Kepala BMKG Stasiun Geofisika Sorong, Andri Wijaya mengatakan bahwa Provinsi Papua Barat rawan terjadi Gempa dan Tsunami. Hal ini disebabkan Papua Barat dikelilingi oleh sejumlah patahan besar dan kecil serta tiga lempengan yaitu lempengan pasifik, Eurasia dan Indoaustralia.

Sayangnya, dengan potensi besar terjadinya bencana alam, Papua Barat hanya memiliki 4 alat pencatat gempa atau seismograf yang aktif dari 7 unit Seismograf yang ada.

Andri menjelaskan bahwa dari 7 unit alat Seismograf itu, 2 diantaranya rusak yaitu yang terdapat di Ransiki dan Manokwari serta 1 unitnya hilang di Kota Sorong akibat dicuri oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Sedangkan 4 Seismograf yang aktif terdapat di Kota Sorong, Fak-Fak, Kaimana dan Raja Ampat. 

 “Alat ini berfungsi untuk menerima signal gempa dan merekam kemudian menentukan hasil episenter atau titik gempa serta memodelkan kapan Tsunami datang. Alat ini tidak bisa memprediksi kapan gempa terjadi tapi dapat memprediksi kapan Tsunami terjadi. Jadi kalau ada yang bilang dapat memprediksi kedatangan gempa, maka itu tidak benar karena sampai saat ini belum ada satupun alat yang dapat memprediksi kapan gempa terjadi,” tambah Andri.

Dikatakan oleh Andri, jika dilihat dari luasan Papua Barat, maka seharusnya Papua Barat memiliki 100 lebih alat Seismograf. “Papua Barat butuh banyak, karena Gempa Bumi dan Tsunami masih misteri, karena belum banyak peneliti yang meneiti di Papua Barat soal kegempaan. Sejauh ini penelitian hanya berdasarkan sumber-sumber minyak dan gas. Berbeda dengan Palu, kalau di Palu sudah banyak penelitian, tapi karena Pemdanya kurang responsive bencana, sehingga terjadi musibah seperti saat ini,”tambah Andri. 

Dirinya berharap keterlibatan Pemerintah daerah dalam mengantisipasi terjadinya bencana dapat dilakukan dengan keseriusan agar dapat mengurangi resiko hilangnya nyawa masyarakat dan pengungsi.*


BACA JUGA

TERKINI

Kepala Suku Tertua Jayawijaya Imbau Warga Tidak Terprovokasi Jelang Hari HAM dan HUT Melanesia: “Fokus Sambut Natal, Jaga Wamena Tetap Damai”

3 Jam yang lalu

Indosat Ooredoo Hutchison dan Nokia Luncurkan GenSi, Berdayakan Generasi Muda Indonesia melalui Literasi AI

12 Jam yang lalu

Satgas Damai Cartenz Pererat Kebersamaan Saat Warga Sinak Kurvei di Gereja Gingga Baru

15 Jam yang lalu

Personel Ops Damai Cartenz Sektor Sinak Beri Mi Instan dan Makanan Ringan Saat Warga Membersihkan Gereja Gingga Baru

15 Jam yang lalu

Pererat Hubungan dengan Warga, Ops Damai Cartenz Beri Bantuan Saat Pembersihan Gereja

15 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com