Triwulan III 2018, Perekonomian Papua Tumbuh Melambat
JAYAPURA,- Ditengah pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh stabil, pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan III 2018 mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua, Joko Supratikto dalam pertemuan tahunan bertema sinergi untuk ketahanan dan pertumbuhan, Kamis (13/12) malam.
Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan III 2018 sebesar 6,76 % (yoy) melambat dibandingkan dengan triwulan II 2018 sebesar 24, 68 % (yoy). Namun demikian, pertumbuhan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang sebesar 5,17 % (yoy).
Kata Joko, jika tanpa memperhitungkan kinerja Lapangan Usaha (LU) pertambangan dan penggalian, perekonomian Papua tumbuh sebesar 4,59 % (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II 2018 sebesar 5,46 % (yoy).
"Dari sisi pengeluaran, peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, serta ekspor luar negeri yang tumbuh tinggi menjadi sumber pertumbuhan terbesar," ujar Joko.
Lanjutnya, kinerja konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,66 % (yoy) pada triwulan III 2018 melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 7,54 % (yoy).
Disisi lain, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh sebesar 10,56 % (yoy) meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 6,60 % (yoy). Sementara, ekspor luar negeri tumbuh sebesar 101,43% (yoy)atau meningkat signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang juga tumbuh tinggi sebesar 60,54% (yoy).
"Dari sisi lapangan usaha (LU), kinerja ekonomi ditopang oleh LU konstruksi ditengah melambatnya LU pertambangan dan penggalian. LU konstruksi tumbuh sebesar 5,40% pada triwulan III 2018 atau meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 4,76% sejalan dengan peningkatan kegiatan pembangunan infrastruktur yang terus ditingkatkan," jelas Joko.
Tambahnya, LU pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 9,36% melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 57,21% seiring dengan penurunan produksi tambang utama.
Sedangkan, dari sisi tekanan harga/inflasi, pada triwulan III 2018, inflasi Papua tercatat mencapai 5,31% atau meningkat jika dibandingkan dengan tekanan inflasi triwulan II 2018 sebesar 4,09%. Dilihat dari jenisnya, kenaikan inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan masing-masing sebesar 8,90% dan 8,80%.
"Tingginya inflasi Papua pada triwulan III 2018 terutama disebabkan oleh adanya kenaikan tarif angkutan udara yang dipicu oleh naiknya harga minyak dunia dan curah hujan yang tinggi, sehingga mengganggu produksi pertanian dan perikanan," tandasnya.