Sering Kebanjiran, Warga Perumahan Yahim Gajah Mada Minta Relokasi
JAYAPURA, - Banjir yang selalu melanda setiap musim penghujan tiba, membuat warga perumahan Yahim Gajah Mada Sentani seolah putus harapan dan tidak bisa lagi mempertahankan untuk tetap tinggal di perumahan subsidi pemerintah tersebut.
Ronny mewakili warga perumahan lainnya meminta secara tegas kepada pemerintah agar segera merelokasi warga yang rumahnya menjadi langganan banjir selama kurun waktu lima tahun terakhir."Kami sangat mengharapkan pemerintah baik Provinsi maupun , Kabupaten Jayapura segera mengambil langkah untuk menyelamatkan warga di perumahan ini. Apalagi karena banyak anak-anak balita," ungkap Ronny kepada wartaplus.com saat mengungsi setelah rumahnya kembali terendam banjir, Jumat (4/1/19) dini hari
"Kami sudah berjuang ke mana-mana namun tidak ada solusi untuk itu kami minta pemerintah bisa merelokasi kami ke tempat yang lebih baik,"pintanya
Ronny juga berharap, Kepolisian segera menangkap developer Agung Jaya Kusuma yang telah kabur dan menipu warga terkait pembangunan perumahan yahim gajah mada.
Hujan disertai petir mengguyur wilayah Kabupaten Jayapura dan sekitarnya mengakibatkan debit air semakin meningkat hingga banjir kembali menggenangi perumahan pada pukul 01.00 Wit
Air masuk melalui kebun milik warga dekat muara kali yang menuju ke Danau Sentani. Namun karena debet air yang besar sementara jalannya air menuju ke muara sempit oleh karena sampah sehingga mengakibatkan air kembali menggenangi perumahan.
Warga dikagetkan dengan bunyi tiang listrik dan teriakan warga lain yang bangun lebih awal dan memberi kode bahwa air semakin naik hingga setinggi paha orang dewasa (4/1)
Yohanes Don Bosco salah seorang warga yang terdampak banjir mengatakan, banjir kali ini sangat parah, kami pasrah saja dengan barang-barang kami.
Dikatakannya air naik sangat cepat dan pada pukul 03.00 WIT membuatnya terkaget bangun
"Saya segera memanggil warga tetangga membantu saya mengangkat motor yang terjebak dalam rumah untuk diamankan di tempat yang lebih tinggi," Kata Bosco
Sebelumnya pada Desember 2018 air juga naik namun tidak separah kali ini sehingga sebagian perabotan rumah tidak sempat terselamatkan.
Dari pantaua di lapangan, hampir 200 rumah warga terendam banjir. Sebagian warga memilih untuk tinggal dirumahnya, meski personil Kepolisian dari Polsek Sentani telah menyediakan kendaraan untuk mengangkut warga ke tempat pengungsian.*