MENU TUTUP

Jelang Pemilu, Stigma Rawan Konflik di Papua Harus Dihilangkan

Kamis, 31 Januari 2019 | 19:02 WIB / Andi Riri
Jelang Pemilu, Stigma Rawan Konflik di Papua Harus Dihilangkan Ilustrasi masyarakat asli Papua di wilayah pegunungan/Andi Riri

 

JAYAPURA – Stigma rawan konflik dalam perhelatan pemilu di Papua sudah terbangun sejak pertama kali pemilihan kepala daerah (gubernur,bupati) dan anggota legislatif (DPRD) dipilih secara langsung oleh rakyat pada 2004 silam. Dilegalkannya penggunaan sistem noken di sejumlah wilayah di pegunungan tengah Papua, acapkali menjadi pemicu terjadinya konflik horisontal di masyarakat yang sebagian besar belum paham tentang arti berdemokrasi dan berpolitik santun. Bahkan akibat konflik, banyak jatuh korban jiwa dan trauma mendalam di masyarakat seperti Pilkada di kabupaten Tolikara, Puncak, Puncak Jaya dan Intan Jaya.

Merujuk pada pengalaman itulah, Pemerintah Provinsi Papua mengimbau setiap kepala daerah baik Bupati dan Wali Kota agar melakukan upaya antisipasi menjelang perhelatan pemilu 2019 yakni Pemlihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) yang akan diselenggarakan serentak pada April mendatang.

Sekertaris Daerah Papua, Hery Dosinaen menekankan, setiap bupati dan Walikota harus bekerja keras menghilangkan stigma rawan konflik, terkait dengan pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) di bumi cenderawasih.

“Sebab ada pengalaman pelaksanaan Pemilu Legislatif yang berujung konflik pada beberapa wilayah di pedalaman. Seperti beberapa waktu lalu di Tolikara, dimana ada calon legislatif yang dibunuh masyarakat setempat dan terjadi perang suku. Ini kejadian nyata yang perlu diantisipasi oleh kepala daerah,” kata Sekda Hery di Jayapura, Kamis (31/1/2019).

Menurutnya, Provinsi Papua kini telah didekklarasikan sebagai tanah damai bahkan tak jarang disebut sebagai “Israel” kedua di dunia. Julukan tersebut bukannya tanpa alasan melihat keindahan tanah Papua yang diberkati dengan kekayaan alam melimpah. Selain itu, Papua merupakan tanah injil yang diberkati Ottow dan Geisler saat pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Mansinam. 

“Untuk itu, saya mintakan agar agenda Pilpres dan Pileg tahun ini jangan terjadi konflik yang berdampak pada stabiltas keamanan dan ketertiban daerah. Intinya kita upayakan hilangkan stigma rawan konflik,”pintanya

Sebelumnya, Badan Intelejen Negara (BIN) memastikan pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) di wilayah kabupaten, merupakan pesta demokrasi paling rawan konflik di bumi cenderawasih.

Menurut Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua, Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon, menyebut pelaksanaan Pileg di Kabupaten Tolikara, yang memakan korban jiwa salah seorang calon legislatif dari Partai Golkar, hingga memicu perang suku.

Untuk itu, ia meminta aparat keamanan baik TNI maupun Polri serta pimpinan daerah terkait agar mewaspadai pelaksanaan Pileg di wilayah kabupaten. Upaya ini, untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa saat tahun ini.


BACA JUGA

Advokat Pieter Ell Terpilih jadi Kuasa Hukum KPU RI

Sabtu, 27 April 2024 | 15:52 WIB
Intan Jaya Mendukung Pemilu

Orang Papua Tetap Sukseskan Pileg dan Pilpres

Jumat, 09 Februari 2024 | 12:05 WIB

PDIP Papua Siap Menangkan Ganjar - Madfud, BTM: Target Menang 54 Persen

Selasa, 24 Oktober 2023 | 19:49 WIB

Pemuda Papua Kota Jayapura Dukung Gibran Rakabuming Sebagai Cawapres 2024

Rabu, 18 Oktober 2023 | 15:59 WIB

Demokrat Papua Resmi Daftarkan 45 Bacaleg Terbaiknya, Siap Dongkrak Kursi di DPRP

Minggu, 14 Mei 2023 | 18:08 WIB
TERKINI

Pj Ketua TP-PKK Puncak Jaya Hadiri Malam Puncak Peringatan HKG PKK ke-52 di Kota Solo

3 Jam yang lalu

Aksi Penghijauan di Grasberg Awali Rangkaian Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2024 di Kabupaten Mimika

12 Jam yang lalu

Faturachman Resmi Dikukuhkan sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

14 Jam yang lalu

Hak-Hak Masyarakat Hukum Adat di Wilayah Tanah Papua

16 Jam yang lalu

KKB Kembali Berulah, Tembak Mati Seorang Warga Sipil di Intan Jaya

20 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com