MENU TUTUP

Terkendala Biaya, Bayi 3 Bulan Bersama Ibunya Bertahan di RS-AL Manokwari

Rabu, 01 Mei 2019 | 08:44 WIB / Albert
Terkendala Biaya, Bayi 3 Bulan Bersama Ibunya Bertahan di RS-AL Manokwari  Pasangan suami istri Bapak Rumbairusi dan Ibu Awom terpaksa menetap di Rumah Sakit Angkatan Laut (RS-AL) Manokwari bersama sang buah hati mereka Ruth Dina Rumbairusi/Albert

MANOKWARI- Pasangan suami istri Bapak Rumbairusi dan Ibu Awom terpaksa menetap di Rumah Sakit Angkatan Laut (RS-AL) Manokwari bersama sang buah hati mereka Ruth Dina Rumbairusi yang masih berusia 3 bulan. Mereka terkendala biaya pembayaran administrasi rumah sakit.

Agar bisa keluar dari rumah sakit itu, keluarga pasien harus membayar biaya sebesar Rp 6.663.000, sebab pasien bayi tersebut dirawat selama seminggu di rumah sakit AL. Padahal bayi tersebut sudah pulih dari sakit, tetapi giliran mereka hendak pulang terkendala biaya.

Kondisi ekonomi keluarga pasien juga menyebabkan bayi bersama ibunya harus menetap di RSAL sambil mencari uang atau memohon bantuan kepada orang lain agar menyelesaikan administrasi sehingga pasien bayi tersebut bisa dibawa keluar dari rumah sakit.

Keluhan keluarga pasien ini pertama kali diketahui langsung oleh ibu Yuli Numberi yang adalah mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Manokwari.

Setelah ibu Numberi mendapat informasi itu dan diteruskan lewat grup media sosial whatsapp yakni Parlemen Jalanan (Parjal) di Manokwari, Papua Barat, Senin (29/4).

Mengetahui hal itu, Parjal langsung merespon dan mendatangi keluarga pasien di RSAL, Selasa (30/4) malam. Berkesempatan datang yakni Wakil Ketua Parjal di Manokwari, Pice Wondiboy bersama Daniel Wamaer bertemu pasien, juga temui pihak rumah sakit mempertanyakan keseluruhan biaya administrasi.

Setelah mendapat respon biaya administrasi rumah sakit dan share bukti print out biaya rumah sakit ke dalam grup, anggota grop merespon dan menyumbang uang secara sukarela untuk meringankan beban biaya adminitrasi rumah sakit.

Semalam, lewat komunikasi grup whatsapp, beberapa nama telah bersedia menyetor uang untuk menyelesaikan biaya rumah sakit. Bahkan Ketua Parjal Ronald Mambieuw perintahkan agar khas parjal dikeluarkan untuk menyelesaikan biaya rumah sakit sehingga pasien dibawa pulang ke rumahnya.

Menurut Ronald bahwa biaya tersebut tidak seberapa, namun yang menjadi pertanyaan saat ini adalah, dimanakah dana otonomi khusus yang diperuntukkan bagi orang asli Papua yang sedang menderita sakit.

"Dana tersebut diperuntukkan kepada siapa, padahal pasien OAP sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah yang langsung kelola dana otsus," tanya Mambieuw. *


BACA JUGA

Koalisi Pegiat Lingkungan Jayapura, Kritisi Sejumlah Perda yang Masih Minim Dampak

Kamis, 24 April 2025 | 18:00 WIB

Pangdam Cenderawasih Pimpin Sertijab Danrem 172/PWY

Kamis, 17 April 2025 | 07:21 WIB

Dokter Satgas Yonif 512/QY Berhasil Selamatkan Ibu dan Bayi dalam Persalinan Darurat di tengah Hutan Papua

Senin, 31 Maret 2025 | 18:52 WIB

Diduga Ada Premanisme di SMK Kehutanan Manokwari, Pelajar Diikat Lalu Dihajar

Sabtu, 15 Maret 2025 | 08:07 WIB

DPR Papua Dorong Dispenda Aktifkan Retribusi Pajak di Kawasan Ring Road

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:23 WIB
TERKINI

Satgas Humas Operasi Damai Cartenz Jalin Kedekatan dengan Wartawan di Mimika

1 Jam yang lalu

Satgas Humas Operasi Damai Cartenz Jalin Silaturahmi Bersama Wartawan di Mimika

1 Jam yang lalu

Seorang WNA Diciduk Polisi, Kedapatan Bawa Ganja di Perbatasan RI- PNG

5 Jam yang lalu

Telkomsel dan Pemprov Papua Pegunungan Siap Berkolaborasi Tingkatkan Layanan Akses Internet 4G/LTE

6 Jam yang lalu

Ops Damai Cartenz-2025 Wujudkan Pengamanan Humanis di Papua Lewat Patroli Dialogis Bersama Anak-anak di Kenyam, Nduga

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com