MENU TUTUP

Kota Sorong Dikepung Banjir

Rabu, 01 Mei 2019 | 14:19 WIB / Ola
Kota Sorong Dikepung Banjir Sejumlah anak bermain digenangan banjir/Ola

SORONG-Warga masyarakat Kota Sorong  yang bermukim di Malanu, Kampung Bugis, Kompleks Rawa Indah, Melati Raya, belakang GOR, Kampung Baru dan Kilometer 10, kilometer 12 dan sejumlah titik di Kota Sorong, Papua Barat, dikepung banjir sejak Senin (29/5) hingga Rabu (1/5).

Selain disebabkan intensitas hujan yang cukup tinggi, menurut sejumlah warga, banjir juga disebabkan oleh drainase yang buruk dan pengalihan lahan dari hutan lindung di seputaran Kolam Buaya Malanu yang dijadikan pembangunan perumahan.

"Kami tidak pernah mengalami musibah banjir separah ini, namun setelah lokasi itu di gusur, saat ini walaupun hujan hanya sebentar saja, kami tetap mengalami musibah banjir," ujar Sam warga Malanu saat mengungsi disalah satu rumah warga lainnya.
Salah satu pemerhati lingkungan, sekaligus anggota DPRD Otsus Papua Barat, Abraham Goram Gaman via pesan WA, menjelaskan bahwa Kota Sorong  hanya berjarak  3 meter dari permukaan laut (DPL), sehingga Pemkot Sorong harus segera melakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan penataan ruang pembangunan dan lingkungan hidup dengan bijaksana, sehingga tidak sekedar memberikan ijin melakukan aktifitas pembangunan pada zona zona penyangga yang mengakibatkan masalah bencana banjir  berkepanjangan bagi warga masyarakat. 

Selain itu perlu melakukan danau buatan sebagai zona penampung air dengan drainase  yang efektif untuk mengatur pengairan air dengan baik hingga ke laut agar lancar.

Selain itu penangananan sampah rumah tangga perlu dikelola dengan baik dan masyarakat diwajibkan membuang sampah pada tempatnya.

"Jika masalah ecology (lingkungan) tidak diperhatikan dengan baik, maka Kota Sorong akan mengalami duka yang lebih parah pada tahun akan datang dengan perubahan iklim yang ekstrim dan kenaikan permukaan laut yang diprediksi oleh para ahli, bahwa di Tahun 2030 Permukaan Laut akan naik  mencapai 3 meter. Pemerintah diharapkan dapat melakukan Amdal terhadap hutan lindung di Kolam Buaya Malanu yang kini hutannya digusur untuk pembangunan perumahan. Ini mengancam lingkungan dan ikut memberi dampak banjir," ujar Bram.

Pemerintah Kota Sorong sendiri telah menurunkam sejumlah alat berat untuk mengeruk endapan lumpur dan sampah disejumlah drainase atau kanal. Namun kenyataannya, pengerukan belum membuahkan hasil yang diharapkan dan banjir masih terlihat menggenang disejumlah wilayah dataran rendah. *


BACA JUGA

TERKINI

Satgas Damai Cartenz Tunjukkan Kepedulian Sosial Lewat Aksi Cukur Rambut Anak

10 Jam yang lalu

Satgas Ops Damai Cartenz-2025 dan Polres Yahukimo Gelar Reposisi & Rekonstruksi Tindak Kekerasan terhadap Warga Sipil

10 Jam yang lalu

Kopi Papua Kembali Tampil di World of Coffee Jakarta

10 Jam yang lalu

Peduli Bencana Banjir Wamena, Telkomsel Salurkan Bantuan CSR Logistik serta Posko Layanan Telepon Gratis

1 Hari yang lalu

Tokoh Agama Pdt. Yones Wenda Ajak Semua Pihak Akhiri Kekerasan Serta Serukan Kedamaian di Tanah Papua

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com