MENU TUTUP

Rekomendasi BPK RI ke Dinas Pendidikan Papua Barat Diintervensi dan Wartawan Diancam

Senin, 27 Mei 2019 | 09:04 WIB / Albert
Rekomendasi BPK RI ke Dinas Pendidikan Papua Barat Diintervensi dan Wartawan Diancam Penyerahan predikat WTP dari BPK RI kepada Pemprov Papua Barat yang diterima langsung Gubernur Papua Barat/Albert

MANOKWARI- Ternyata tahun 2017 lalu Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat mendapat catatan rekomendasi Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Republik Indonesia  terkait dana pendidikan luar negeri sebesar Rp 60 miliar yang tidak dipertanggungjawabkan dan pada tahun 2018 dinas pendidikan kembali mendapat catatan buruk dari BPK.

Padahal DPR Papua Barat melalui Komisi D yang membidangi masalah Pendidikan sudah  mendesak kepada Ketua DPR PB untuk membentuk Pansus agar menindaklanjuti hasil temuan audit BPK RI tersebut, namun ususlan itu tidak diindahkan.

Ketua Komisi D DPR Papua Barat Ortisan Sagrim mengatakan, temuan BPK tahun 2017 sudah diusulkan untuk penegak hukum menindaklanjuti lewat konfrensi pers kepada media, namun ternyata ada intervensi ketua DPR agar tidak perlu mempersoalkan. Bahkan kata Ortisan, wartawan juga mendapat ancaman dari kepala dinas pendidikan.

Padahal anggota DPR Jhon Dimara, Ortis Sagrim dan Yan Anthon Yoteni, Ketua Fraksi Otsus sudah ngotot habis-habisan agar temuan dan rekomendasi BPK RI segera ditindaklanjuti ke penegak hukum.  

"Terimakasih sekadar info saja, ini catatan BPK yang kedua kali setelah tahun lalu juga BPK dalam Laporah Hasil Audit memberi catatan yg sama kepada Dinas Pendidikan atas dana luar negeri sebesar Rp 60 M," kata Sagrim, Senin (27/5).

Menanggapi catatan BPK, sebagai ketua komisi membidangi pendidikan sempat dilakukan konfrensi pers dan meminta pihak penegak hukum untuk melakukan pemeriksaan khusus pada kepala dinas Pendidikan, namun ketika berita disampaikan media, wartawan yang mengeluarkan berita ini ditelepon oleh kepala dinas sendiri dan mengancam.

Tidak hanya itu, namun Sagrim juga ditelepon oleh Ketua DPR untuk tidak mempersoalkan catatan BPK tersebut. Padahal 60 hari yang diberikan BPK untuk menindaklanjuti rekomendasi BPK tersebut, tetapi tidak laksanakan hingga masa batas waktu 90 hari.

Lanjut Sagrim, dalam pembahasan anggaran hering komisi dengan dinas pendidikan Sagrik minta kepada tim anggaran pemerintah untuk tidak menganggarkan dana pendidikan luar negeri sebelum ada penjelasan dari dinas pendidikan terkait catatan BPK.

Namun lagi-lagi usulan itu tidak ditanggapi pimpinan dan kembali dana pendidikan dianggarkan lagi. "Jadi saya berpikir dengan temuan ini pimpinan DPR musti membentuk pansus untuk mendalami beberapa catatan BPK sehinggal akhir dari kerja Pansus nantinya melahirkan rekomendasi dari DPR PB atas catatan catatan BPK" tambah Sagrim. *


BACA JUGA

Rumah Kediaman Gubernur Papua Barat Daya di Teror

Rabu, 27 Agustus 2025 | 13:39 WIB

Polda PBD Turunkan Ratusan Personel Amankan Situasi Kota Sorong

Rabu, 27 Agustus 2025 | 12:43 WIB

Terlilit Utang Karena Judi Online, Oknum Brimob Nekat Bobol Toko Emas di Manokwari

Selasa, 22 Juli 2025 | 14:24 WIB
Kontrol Sosial Untuk Penyelamatan Ekosistem

Langkah Hukum Terhadap Perusahaan Tambang di Raja Ampat

Minggu, 08 Juni 2025 | 21:20 WIB
Tolak Penambangan Nikel

Peraih Penghargaan WWF: Tetap Fokus Pada Perjuangan Selamatkan Lingkungan Raja Ampat

Minggu, 08 Juni 2025 | 10:32 WIB
TERKINI

Membangun Kedekatan, Personel Satgas Ops Damai Cartenz Berbagi Kebersamaan dengan Masyarakat Sinak

16 Jam yang lalu

Satgas Ops Damai Cartenz Pererat Hubungan dengan Warga Sinak Lewat Momen Kebersamaan

16 Jam yang lalu

Upaya Bunuh Diri Seorang Wanita di Jayapura Berhasil Digagalkan Polisi

19 Jam yang lalu

Gubernur Papua Copot Direktur RSUD Dok II Usai Sidak Temukan Manajemen Semrawut

22 Jam yang lalu

Pemkab Puncak Jaya Gencarkan Edukasi Lingkungan, Plh Sekda: Alam Adalah Rumah Kita Bersama

23 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com