MENU TUTUP

Tim Investigasi Polda Papua dan Utusan Komnas HAM Diturunkan ke Asmat

Rabu, 29 Mei 2019 | 08:01 WIB / Cholid
Tim Investigasi Polda Papua dan Utusan Komnas HAM Diturunkan ke Asmat  ilustrasi

JAYAPURA  - Kepolisian Daerah Papua tengah melakukan penyidikan terhadap berbagai pihak yang diduga terlibat dalam peristiwa pengerusakan Kantor Distrik Fayit serta penyerangan terhadap aparat TNI, yang berbuntut tewasnya empat orang warga akibat terkena tembakan, Senin (27/5/2019) pagi lalu.

Sebanyak 17 penyidik bersama utusan dari Komnas HAM Papua baru tiba di Distrik Fayit, Kabapuaten Asmat, Selasa (28/5).

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, Brigjen Yakobus Marzuki ketika diwawancarai, mengungkapkan pihaknya akan tetap profesional menangani kasus tersebut, agar semua pihak mendapatkan rasa adil. Kepolisian pun telah menggandeng pihak pemerintah Kabupaten Asmat untuk menyelesaikan konflik, agar tidak berkelanjutan di kemudian hari.

"Sekarang ada tim yang sudah berangkat ke sana untuk menangani residu Pileg yang berakibat jatuhnya korban di kalangan grass root. Masyarakat tidak tau SOP penggunaan senjata api. Jadi perlu pemahaman SOP bagi masyarakat untuk tidak mengancam keselamatan aparat keamanan guna menghindari korban jiwa," kata Brigjen Yakobus usai mengikuti gelar apel pasukan Operasi Ketupat Matoa di Mako Brimob Kotaraja, Senin (28/5).

Wakapolda menghimbau masyarakat tetap tenang, dan mempercayakan kasus tersebut ditangani kepolisian, Komnas HAM, dan juga Pemerintah Kabupaten Asmat.

"Kita akan lihat hasil investigasi tim di lapangan bersama Komnas HAM. Di Papua janganlah masalah mabuk, contohnya, berkembang menjadi konflik yang lebih besar. Kita tidak diskriminatif dalam penegakan hukum. Tentunya pemerintah setempat kita kedepankan untuk penyelesaian konflik ini sesuai UU nomor 7 tahun 2011 tentang Konflik Sosial," jelasnya.

Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal, SE meminta kepolisian untuk memeriksa semua pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Hal ini dimaksud untuk memastikan rasa aman dan keadilan bagi semua pihak.

Menurut Klemen, kericuhan itu bukanlah berkaitan dengan institusi, melainkan pribadi. Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk berfikir rasional, pasca Pemilu 17 April lalu. Sebab, kondisi sosial masyarakat di Papua masih mudah dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, demi kepentingan pribadinya.

Dikabarkan sebelumnya, peristiwa penyerangan kantor Distrik Fayit terjadi pada Senin (27/5) sekira pukul 10.00 WIT. Empat warga tertembak saat aparat TNI meredam aksi pengrusakan. Massa bergerak menyerang aparat hingga terjadi letusan senjata yang berbuntut jatuhnya korban jiwa.

Keempat orang yang tewas tertembak yakni Xaverius Sai (40), Nikolaus Tupa (38), Matias Amunep (16), Frederikus Inepi (35). Sedangkan satu lagi korban kritis yakni Jhob Tatai (25), mengalami luka tembak di bagian siku tangan kiri dan kanan, dan masih dalam penanganan medis.

Informasi yang dihimpun peristiwa ini ditengarai ketidakpuasan oleh salah satu Caleg atas hasil pleno KPU, pasca Pemilu 17 April lalu. Ratusan massa pendukungnya kemudian melakukan penyerangan dan pengrusakan Kantor Distrik Fayit, serta rumah anggota DPRD Asmat atas nama Handayani.

"Diperkirakan massa ini berjumlah 350 orang menggunakan senjata tajam dan senjata tradisional. Informasi yang kami peroleh, awalnya Caleg dari salah satu Parpol itu merasa dirinya memperoleh kursi di DPRD Asmat. Namun namanya digantikan orang lain dari Parpol yang sama, yang diduga dilakukan oleh ketua partainya," ungkap Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi dalam keterangan tertulisnya, Senin malam.

Menurut Kolonel Aidi, keempat korban tertembak lantaran menyerang anggota TNI Pos Ramil Fayit, yang saat itu meredam aksi anarkis massa. Ia mengklaim, tindakan yang diambil anggotanya itu tak lain merupakan langkah untuk menyelamatkan diri dari ancaman.

Kata Aidi, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Yoshua Pandit Sembiring telah berkoordinasi dengan Polda Papua serta Komnas HAM Papua untuk membentuk tim investigasi, guna mengungkap fakta dari awal hingga akhir kejadian, berdasarkan keterangan akurat dari para saksi. "Situasi sudah kondusif. Anggota gabungan sudah berada di sana untuk menenangkan massa," jelasnya. *

 


BACA JUGA

Sekda Kabupaten Keerom jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Dana Bansos Rp18,2 Miliar

Senin, 15 April 2024 | 19:57 WIB

Kabid Humas: Perayaan Idul Fitri 1445 H di Papua Berjalan Aman dan Kondusif

Jumat, 12 April 2024 | 17:09 WIB

21 Anggota Polda Papua Lulus Seleksi Sespimma 2024 dan 6 Orang STIK Polri

Jumat, 22 Maret 2024 | 07:23 WIB

Satu Jasad Warga Sipil Ditemukan, Pasca Tewasnya Dua Anggota Polri di Baya Biru

Kamis, 21 Maret 2024 | 20:33 WIB

Pembangunan Rusun Polda Papua, Wujud Dukungan Kementerian PUPR Terhadap Pelaksanaan Tugas Anggota Polri

Sabtu, 16 Maret 2024 | 19:30 WIB
TERKINI

Seorang Anggota Polres Yahukimo Ditemukan Tewas dengan Kondisi Mengenaskan

5 Jam yang lalu

Spesialis Jambret di Kota Jayapura Berhasil Dibekuk Polisi

5 Jam yang lalu

Korupsi Dana Bansos Rp18,2 Milliar, Sekda Keerom Ditetapkan Tersangka

5 Jam yang lalu

Satu Personil Polres Yahukimo Tewas Diserang OTK, Tiga Orang Diamankan

6 Jam yang lalu

Babinsa Pos Ramil Fawi Bersama Warga Gotong Royong Membersihkan Gereja

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com