MENU TUTUP

Alasan Ini, Pengungsi Nduga Tolak Bantuan Kemensos RI

Rabu, 31 Juli 2019 | 19:03 WIB / Andy
Alasan Ini, Pengungsi Nduga Tolak Bantuan Kemensos RI Dirjen Perlindungan Sosial dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Harry Hikmat menerima dokumen konflik Nduga yang diserahkan oleh aktivis pembela HAM wilayah Pegunungan Tengah, Theo Hasegem/ Andy

WAMENA - Upaya pemerintah untuk meringankan beban pengungsi Nduga dengan menyerahkan bantuan berupa makanan tambahan, pakaian, dan keperluan sekolah bagi anak-anak pengungsi Nduga melalui Kementerian Sosial RI ditolak oleh para pengungsi yang ada di lokasi pengungsian Wamena.

Mewakili para pengungsi, Pendeta Kones Kogeya mengungkapkan, sikap untuk menolak bantuan ini dilakukan karena para pengungsi kecewa dengan sikap pihak Kementerian Sosial RI yang tidak langsung menyalurkan bantuan kepada pengungsi, melainkan masih menggelar rapat di Kodim 1702 Wamena.

" Awalnya masyarakat sudah siap menerima bantuan dengan berkumpul di gereja Weneroma. Namun masyarakat terlalu lama menunggu sampai kelaparan sehingga memilih pulang. Kalau mau serahkan bantuan kepada kami, jangan singgah lagi di Kodim, langsung saja kepada kami, karena kami yang mengungsi,” keluh Pendeta Kones Kogeya dalam bahasa daerah yang diterjemahkan oleh Naaman Gwijangge dan disaksikan oleh para pengungsi dan staff kementrian sosial RI di halaman gereja Weneroma, Wamena, Senin (29/7) sore.

Selain itu, Pendeta Kones Kogeya mengungkapkan bahwa alasan menolak bantuan karena kearifan budaya lokal. Dimana masih banyak masyarakat Nduga yang berada di hutan dan tidak diketahui nasib mereka karena konflik yang terjadi.

“ Sesuai nilai budaya masyarakat Nduga, kami tidak mungkin menerima bantuan dan makan enak, sementara banyak saudara kami yang masih berada di hutan yang mengalami hal lebih buruk dari kami. Kami disini tidak tau apakah mereka makan atau tidak? Kami tidak tau kondisi mereka seperti apa? Jadi kami berkomitmen untuk tidak menerima bantuan dari kementerian sosial, agar kami juga ikut merasakan hal yang sama dengan sudara-saudara kami yang masih berada di hutan,” jelasnya.

Tarik Pasukan TNI Polri

Sementara itu, aktivis pembela HAM wilayah Pegunungan Tengah, Theo Hasegem meminta kepada kementerian sosial untuk menyampaikan pesan kepada Presiden Joko Widodo agar segera menarik pasukan TNI/Polri yang ada di Nduga.

“ Kami minta tolong sampaikan pesan kepada pak Presiden Jokowi agar menghentikan operasi miiter di Nduga dan menarik seluruh aparat TNI/Polri dari Nduga. Dengan demikian maka masyarakat akan kembali ke kampung masing-masing dan tidak ada lagi pengungsi di Wamena, Lanny Jaya dan Timika,” pintanya

Theo mengaku, jika kehadiran TNI/Polri di Nduga membuat masyarakat setempat lari meninggalkan kampung halamannya karena takut menjadi korban konflik.

“ Kalau aparat TNI/Polri belum ditarik dari Nduga, maka masyarakat ini tidak akan kembali karena mereka takut dengan keberadaan anggota TNI/Polri. Kami minta agar semua anggota TNI/Polri yang ada di Nduga segera ditarik,” harapnya.

Setelah menyampaikan penjelasan penolakan menerima bantuan dan menyampaikan pesan agar Presiden segera menarik anggota TNI/Polri dari Nduga, Theo Hasegem menyerahan sejumlah dokumen konflik Nduga kepada kementerian sosial yang diterima oleh Dirjen Perlindungan Sosial dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Harry Hikmat.

 


BACA JUGA

Dirikan Rumah Darurat, Pengungsi Nduga Kesulitan Makanan

Kamis, 19 Maret 2020 | 13:23 WIB

KKB Serang Pos Gabungan TNI Polri, Tiga Orang Tertembak

Kamis, 27 Februari 2020 | 20:16 WIB

Bharatu Luky Darmadi, Korban Penembakan KKB di Nduga Jalani Perawatan di RSMM Mimika

Sabtu, 11 Januari 2020 | 19:06 WIB
Jubir TPNPB-OPM: Banyak Peluru Kami Tembakan

Penyerangan Pos Brimob di Nduga Dilakukan TPNPB Organisasi Papua Merdeka

Sabtu, 11 Januari 2020 | 16:52 WIB

Diserang KKB di Nduga, Satu Anggota Brimob Polda Maluku Tertembak

Sabtu, 11 Januari 2020 | 15:38 WIB
TERKINI

Aksi Demo Mahasiswa Peduli Tanah Adat Papua Berakhir Ricuh, Tiga Orang Terluka, 1 Unit Mobil Dibakar

12 Jam yang lalu

MRP Kecam Aksi Demo Aliansi Mahasiswa Peduli Tanah Adat Papua yang Berujung Ricuh

13 Jam yang lalu

Tokoh Pemuda Tabi Ajak Mahasiswa Papua Bertindak Bijak dan Kritis dalam Menyikapi Kebijakan Pemerintah

16 Jam yang lalu

Serangan di Gereja GIDI Siloam, Seseorang Tewas Usai Ditikam Pelaku Diduga KKB

16 Jam yang lalu

Tiga Anggota KKB Penyerang Nakes dan Guru di Yahukimo Diserahkan ke Kejaksaan Negeri Jayawijaya

16 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com