MENU TUTUP

Pasca Unjuk Rasa Manokwari Lima orang Orator Dipanggil Polisi

Selasa, 27 Agustus 2019 | 09:47 WIB / Alberth
Pasca Unjuk Rasa Manokwari Lima orang Orator Dipanggil Polisi Solidaritas Papua Bergerak, Parjal dan mahasiswa memberikan keterangan pers/Alberth

MANOKWARI-Pasca-aksi unjuk rasa di dalam Kota Manokwari pada 19 Agustus 2019 lalu, aparat kepolisian Polres Manokwari mengamankan tiga orang terduga dari ribuan massa aksi waktu itu. Ketiga terduga pelaku adalah berinisial MA, DA dan IM.

Untuk MA dan DA diduga menjarah dan membakar mesin ATM BNI pasca-aksi unjuk rasa di eks kantor gubernur Papua Barat pada Senin (19/8) lalu. Untuk terduga pelaku IM adalah pembakar bendera merah putih di lapangan Borasi Manokwari. 

Demikian disampaikan Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak melalui jumpa pers di Manokwari. Untuk kembangkan informasi seputar kerusuhan waktu itu, penyidik Polres Manokwari melakukan pemanggilan kepada lima orang orator yang terlibat aksi untuk dimintai keterangan polisi.

Mereka yang dipanggil berdasarkan surat dari Polres Manokwari di antaranya adalah, Ronald Mambieuw sebagai penanggung jawab aksi dari Parlemen Jalanan (Parjal) Papua Barat atau koordinator Solidaritas Papua Bergerak (SPB), Devlisen Pahala perwakilan dari GMKI, Chandra Furima, Pilatus Lagowan (Presma Unipa) dan Yoram Magay.

Devlisen Pahala kepada wartawan semalam di sekretariat Parjal mengakui adanya surat pemanggilan dari Polres Manokwari kepada mereka untuk dimintai keterangan Pasca-kerusuhan. 

"Jadi kita total ada lima orang hari ini yang akan diminta keterangan oleh penyidik Polres Manokwari sesuai surat pemanggilan" kata Devlisen, Minggu (25/8). 

Panglima Parjal Ronald Mambieuw dalam kesempatan itu mengaku bahwa mereka dipanggil untuk dimintai keterangan seputar demo damai yang akhirnya berujung pada kerusuhan. 

Bahkan kata dia, apapun pertanyaan dari penyidik polres akan mereka jawab sesuai aksi massa pada 19 Agustus lalu.

Untuk diketahui bahwa aksi massa pada 19 Agustus lalu di Manokwari dilakukan rakyat Papua secara spontan, karena adanya kata rasisme kepada mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur yang menyakiti perasaan hati orang Papua.

Kaitan dengan kata rasisme itu menyebabkan aksi demonstrasi besar-besaran di tanah Papua dan berujung pada kerusuhan di Manokwari, Sorong dan Fakfak Provinsi Papua Barat.*


BACA JUGA

Dukung Penegakan Hukum, Tokoh Pemuda Tanah Tabi Apresiasi Satgas Ops Damai Cartenz

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 12:48 WIB

Terpilih Pimpin Golkar Papua, Mathius Fakhiri Targetkan Raih Kursi DPR RI di Pemilu Mendatang

Jumat, 17 Oktober 2025 | 22:05 WIB

Teror di Kali Semen: Warga Tewas dan Empat Luka Ditembak KKB, Satgas Damai Cartenz Buru Pelaku

Jumat, 17 Oktober 2025 | 21:03 WIB
Nabire

Satu Warga Meninggal Dunia dan Empat Lainnya Luka Akibat Penembakan KKB di Kali Semen, Satgas Ops Damai Cartenz Lakukan Pengejaran

Jumat, 17 Oktober 2025 | 19:24 WIB

Mathius Fakhiri Terpilih Secara Aklamasi, Nakhodai Partai Golkar Papua Periode 2025 - 2030

Jumat, 17 Oktober 2025 | 19:11 WIB
TERKINI

Dukung Penegakan Hukum, Tokoh Pemuda Tanah Tabi Apresiasi Satgas Ops Damai Cartenz

57 Menit yang lalu

Militer Indonesia Tewaskan Warga Sipil di Intan Jaya, Pembalasan Dilakukan TPNPB  di Nabire

6 Jam yang lalu

Terpilih Pimpin Golkar Papua, Mathius Fakhiri Targetkan Raih Kursi DPR RI di Pemilu Mendatang

15 Jam yang lalu

Teror di Kali Semen: Warga Tewas dan Empat Luka Ditembak KKB, Satgas Damai Cartenz Buru Pelaku

16 Jam yang lalu
Nabire

Satu Warga Meninggal Dunia dan Empat Lainnya Luka Akibat Penembakan KKB di Kali Semen, Satgas Ops Damai Cartenz Lakukan Pengejaran

18 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com