MANOKWARI-Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Barat dialog bersama tokoh masyarakat adat asli Papua dan tokoh pejuang Papua di kabupaten Manokwari.
Agendanya MRP melalui Pokja adat meminta masukan dengan tokoh Papua sebelum agenda rencana pertemuan Presiden Joko Widodo dan tokoh-tokoh adat Papua dan Papua Barat di Jakarta nantinya.
Ketua Pokja MRP-PB, Wellem Bram Ramar dalam pertemuan itu menjelaskan bahwa pertemuan yang dilaksanakan pada Selasa (27/8) di gedung sekolah minggu GKI Efrata Wosi, sangat penting. "Kenapa penting?agar tokoh pejuang Papua ini menyatukan persepsi bersama rakyat Papua dalam memberikan masukan dan pendapat,"ujarnya.
Menurut Ramar, pertemuan kali ini, juga untuk membentuk tim rakyat Papua yang terlepas dari tim yang dibentuk pemerintah daerah dan tim merah putih.
Alasan dibentuk tim ini agar mewakili rakyat Papua untuk dialog langsung dengan presiden. Sebelumnya, Ramar mengutarakan bahwa dialog ini untuk membahas kesejahteraan rakyat Papua, ketika nanti bertemu Presiden Jokowi.
" Jadi kalau ada masukan lain, kami persilahkan tokoh pejuang Papua untuk sampaikan pendapat agar menjadi bahan masukan kepada MRP-PB" ujar Ramar.
Dalam kesempatan itu, salah seorang tokoh pejuang Papua, Drs. Frans Kapisa mengatakan tim yang terbentuk untuk bertemu Presiden, sebaiknya rakyat Papua berikan mandat sepenuhnya kepada ULMWP sebagai lembaga yang dipercayakan rakyat Papua untuk dialog dengan Presiden.
Kapisa memandang bahwa lembaga MRP tidak berguna untuk bertemu presiden, sebab tidak bisa membahas persoalan rakyat Papua.
Kata dia, ULMWP adalah lembaga Papua yang diundang langsung ke Jakarta untuk bertemu dan dialog dengan presiden. Pertemuan yang dilaksanakan saat ini merupakan pertemuan kedua.
Sementara itu Direktur lP3BH Manokwari, Yan Christian Warinussy bersepakat dengan saran dari Frans Kapisa agar berikan kepercayaan dan mandat kepada ULMWP untuk wakili rakyat Papua.
Namun didalamnya, kata Warinussy, NRFPB dan KNPB tetapi ULMWP adalah lembaga rakyat Papua langsung untuk bertemu Presiden.
Alasannya agar semua masukkan dan negoisasi demi Papua bisa dibicarakan langsung dengan presiden oleh ULMWP.
Tokoh adat Papua lainnya, G.C Auparay mengatakan, penghinaan orang bangsa Papua oleh non Papua sudah dari dulu, maka solusinya adalah ketika bertemu Jokowi, maka keluarkan orang Papua dari Indonesia dan merdeka.
Auparay menyuarakan yang memberikan kepercayaan kepada ULMWP untuk bertemu dengan Jokowi. Kata dia, orang Papua harus bersatu dan kuat untuk berjuang merdeka Papua.
"Jadi melalui kata rasisme yang dikeluarkan sebagai penyatu orang asli Papua untuk memperjuangkan tanah Papua" kata Auparay.
Beberapa masukan dari tokoh rakyat Papua tentu akan disatukan dan disampaikan kepada Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan untuk menyampaikan hasil pertemuan ini.
Kata Ramar, setuju bersama ini akan bertemu Presiden dan sudah ada tim khusus dari ULMWP yang dipercayakan rakyat Papua untuk bertemu presiden dan mewakili rakyat Papua membahas masalah tanah ini.
Dalam pertemuan dialog tersebut mempertemukan tokoh perempuan pejuang Papua, tokoh adat, tokoh pemuda Papua dan perwakilan suku adat. *