Kapolda: Isu Demo di Manokwari Bukan lagi Tentang Rasisme, Tapi Sudah ke Masalah lain
MANOKWARI-Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak menegaskan, aksi demonstrasi belakangan ini bukan lagi soal tetapi sudah mengarah ke masalah lain. “Masalah rasisme di Surabaya dan Malang yang memicu aksi demo di tanah Papua, bahkan aksi massa sudah bagus dan menantang kata rasisme yang menyakiti hati rakyat Papua. Hanya saja kita menyayangkan sikap pendemo belakangan ini selepas pada 19 Agustus lalu, dimana aksi demo berjalan dengan baik pada waktu tetapi berujung pada tindakan anarkis dan pengrusakan fasilitas umum," katanya kepada wartawan, Selasa (3/9).
Bahkan menurut Kapolda, tersangka yang mengeluarkan kata rasisme sudah ditangani polisi secara hukum di Surabaya dan Malang, Jawa Timur. Katanya Kapolda, proses hukum memerlukan waktu dalam menangani suatu masalah kriminal butuh proses yang panjang dan melalui tahapan, misalnya kalau sudah tertangani di penyidik harus dikirim ke kejaksaan dan diteruskan ke pengadilan. "Kita semua sudah tahu bahwa proses hukum sudah berjalan sehingga isu tidak usah diangkat lagi karena sudah ditangani oleh negara,"katanya.
Kaitan dengan demonstrasi belakangan ini, Kapolda menegaskan bahwa ada kepentingan tertentu yang masuk dan ini bagian dari penyelidikan Kepolisian.. Menanggapi tujuan aksi pendemo di Amban Manokwari pada Selasa (3/9) bahwa harus ketemu Gubernur Papua Barat untuk sampaikan aspirasi? Menurut Kapolda, bahwa gubernur sangat terbuka kepada siapa saja, namun masa harus ketemu gubernur dengan cara demo seperti itu.
Lanjut dia, untuk itu aksi demonstrasi pada Selasa kemarin hanya alasan untuk mengumpulkan massa, bahkan permintaan massa pendemo sudah semakin tidak jelas. Ditegaskannya, bahwa aksi demonstrasi juga tidak ada izin kepada polisi, maka secara tegas aksi massa tidak diijinkan jalan.*