MENU TUTUP

Anggota DPRPB, Serahkan Bantuan 43 Ton Pupuk ke Petani Kabupaten Sorong

Kamis, 05 September 2019 | 08:51 WIB / Alberth
Anggota DPRPB, Serahkan Bantuan 43 Ton Pupuk ke Petani Kabupaten Sorong Anggota Komisi D DPR Papua Barat, Arifin, SE/Alberth

MANOKWARI-Anggota Komisi D DPR Papua Barat, Arifin, SE akan menyerahkan bantuan 43 ton lebih pupuk kepada petani lokal asli Papua dan petani transmigrasi di kabupaten Sorong, Papua Barat.

Dijelaskan Arifin bahwa pupuk tersebut merupakan aspirasi petani lokal asli Papua dan petani transmigrasi yang diperjuangkan pada tahun anggaran 2018 lalu, tetapi baru terjawab pada 2019 ini.

"Dalam waktu dekat ini akan diserahkan kepada kelompok petani di kabupaten Sorong untuk menjawab kebutuhan petani setempat" kata Arifin kepada wartaplus.com, Rabu (4/9).

Arifin menyarankan kepada pemprov Papua Barat untuk membentuk sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tentang ketahanan pangan di Papua Barat. 

"BUMD itu untuk mengantisipasi adanya persaingan bahan pangan dari luar ke Papua Barat, sebab kalau tidak diatasi dari sekarang, maka petani lokal Papua Barat akan kalah" kata dia.

Selain BUMD, ia juga sarankan pemprov menyusun sebuah regulasi untuk melindungi petani dalam hal ketahanan pangan. 

Katanya dia lagi bahwa silahkan dibuat grandesain BUMD agar mengkafer semua kabupaten, kota dalam hal ketahanan pangan daerah, sehingga Papua Barat tidak kalah dalam hal ketahanan pangan daerah.

Menurutnya, kalau pemerintah provinsi Papua Barat tidak cepat atasi hal semacam ini, maka bahan pangan dari luar Papua Barat akan mendominasi pasaran dan petani lokal Papua Barat akan kalah. 

Dengan demikian dampaknya menimbulkan kecemburuan sosial antara petani lokal dan pedagang dipasaran. Dia memberikan contoh bahwa petani di kabupaten Pegaf menghasilkan tanaman pertanian seperti daun bawang, sayur wortel, kool dan sayur mayur lainnya. 

Hanya saja, lanjutnya terkadang mereka kesulitan untuk menjual keluar Papua Barat. Oleh karenanya, BUMD adalah solusi untuk menjawab masalah petani di Papua Barat.

"Misalnya kalau pemerintah gelontorkan bantuan dana kepada petani, namun tidak dibantu untuk menjual keluar dan tanpa dikontrol, maka yang rugi adalah petani, termasuk pemerintah.

Tambah dia, kalau harga pangan dari luar Papua Barat murah, sedangkan kalau petani mengikuti harga luar, sedangkan harga pakan mahal, maka persaingan harga pasaran tidak stabil. (Albert)


BACA JUGA

Rumah Kediaman Gubernur Papua Barat Daya di Teror

Rabu, 27 Agustus 2025 | 13:39 WIB

Polda PBD Turunkan Ratusan Personel Amankan Situasi Kota Sorong

Rabu, 27 Agustus 2025 | 12:43 WIB

Terlilit Utang Karena Judi Online, Oknum Brimob Nekat Bobol Toko Emas di Manokwari

Selasa, 22 Juli 2025 | 14:24 WIB
Kontrol Sosial Untuk Penyelamatan Ekosistem

Langkah Hukum Terhadap Perusahaan Tambang di Raja Ampat

Minggu, 08 Juni 2025 | 21:20 WIB
Tolak Penambangan Nikel

Peraih Penghargaan WWF: Tetap Fokus Pada Perjuangan Selamatkan Lingkungan Raja Ampat

Minggu, 08 Juni 2025 | 10:32 WIB
TERKINI

Dukung Penegakan Hukum, Tokoh Pemuda Tanah Tabi Apresiasi Satgas Ops Damai Cartenz

1 Jam yang lalu

Militer Indonesia Tewaskan Warga Sipil di Intan Jaya, Pembalasan Dilakukan TPNPB  di Nabire

6 Jam yang lalu

Terpilih Pimpin Golkar Papua, Mathius Fakhiri Targetkan Raih Kursi DPR RI di Pemilu Mendatang

15 Jam yang lalu

Teror di Kali Semen: Warga Tewas dan Empat Luka Ditembak KKB, Satgas Damai Cartenz Buru Pelaku

16 Jam yang lalu
Nabire

Satu Warga Meninggal Dunia dan Empat Lainnya Luka Akibat Penembakan KKB di Kali Semen, Satgas Ops Damai Cartenz Lakukan Pengejaran

18 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com