Dampak Kekeringan, Debit Air Bersih Menurun di Sejumlah Kawasan Kota Jayapura
JAYAPURA - Dampak kekeringan yang terjadi sejak Agustus lalu, menyebabkan terjadinya pengurangan debit air bersih di sejumlah kawasan Kota Jayapura, Papua
Direktur Utama PDAM Jayapura, Entis Sutisna mengemukakan, berdasarkan data tahun lalu untuk periode Agustus, September, dan Oktober terjadi perubahan iklim. Dimana curah hujan semakin berkurang, menyebabkan terjadinya penurunan debit di sejumlah titik di Kota Jayapura
"Seperti yang sekarang terjadi di intake Ajen dan Angkasa ini yang sudah terjadi, bahkan hampir 80 persen (terjadi penurunan debit airnya). Seperti di bhayangkara sisanya cuma 2 liter per detik, bahkan pernah nyaris tidak ada. Padahal sebelumnya biasa rata rata 15 liter perdetik,"ungkap Entis kepada pers di Jayapura, Senin (9/9).
Sedangkan untuk intake Angkasa, sebut Entis, normalnya 50 liter perdeti, tapi sekarang tinggal 25 liter perdetik
"Jadi memang wilayah angkasa bhayangkara ini kondisinya sangat kekurangan. Termasuk intake Bhayangkara, Entrop biasanya 75 liter sekarang tinggal setengahnya 30 liter perdetik," terangnya
Sementara untuk intake Borgonjo yang melayani Tanah Hitam, Abe Pantai dan Skyline kampung Buton biasanya 20 liter perdetik, sekarang tinggal 5 liter perdetik.
Untuk mengatasi hal ini, Entis mengaku, pihaknya telah menyediakan 2 unit mobil tangki untuk membantu memenuhi kebutuhan air bersih di masyarakat
"Yang kita lakukan sekarang adalah menyediakan 2 unit mobil tangki yang standbay bagi pelanggan yang rajin membayar tagihan air. Ini kita akan bantu untuk mensuplay air kerumah mereka,” ujarnya
Upaya lain yang juga dilakukan, lanjut Entis adalah melakukan interkoneksi dengan jaringan lain lain yang ada airnya. Walaupun secara system akan mempengaruhi beberapa wilayah lain namun untuk pemerataan. Dicontohkan wilayah tanah hitam dan Abe Pantai yang saat ini susah, maka akan dikoneksikan dengan intake Broginji sehingga air bisa dialirkan seminggu sekali.*