MENU TUTUP

Pemalangan Kampus Unipa Jangan Korbankan Mahasiswa Sendiri

Senin, 16 September 2019 | 12:23 WIB / Alberth
Pemalangan Kampus Unipa Jangan Korbankan Mahasiswa Sendiri Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Papua Barat, Musa Sombuk/Alberth

MANOKWARI -Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Papua Barat, Musa Sombuk mengaku telah mendapat pengaduan dari mahasiswa Universitas Papua (Unipa) di kabupaten Manokwari atas pemalangan kampus.

Pengaduan itu semenjak adanya unjuk rasa di Manokwari pada 19 Agustus lalu. Sombuk mengatakan, di Unipa ada beberapa internal dan eksternal. 

Pemalangan Kampus Unipa yang dilakukan siswa bukan karena ujaran rasisme terhadap siswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur pada Agustus lalu. 

Melainkan sudah ada masalah internal yang ada, misalnya masalah internal akademik, pengrusakan kediaman Rektor Unipa, dan masalah pembayaran SPP.

Kemudian muncul ujaran rasisme. Mahasiswa Unipa pun membantah pemalanfan kampus sebagai bentuk protes mogok perkuliahan.

Sombuk meminta masalah internal dan eksternal kampus diselesaikan dengan baik agar perkuliahan berlangsung normal. 

Secara terpisah salah satu tokoh politik muda asal Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Papua Barat, Marinus Bonepai mengutarakan bahwa kampus Unipa harus dibuka dan perkuliahan kembali normal. 

Menurut Bonepai, kampus adalah tempat dimana mahasiswa menuntut ilmu, maka hal ini harus diatasi bersama. 

Sumber daya manusia Papua akan tercipta melalui didikan kampus. Namun jika ada pemalangan berkepanjangan, maka mahasiswa itu rugi, termasuk orang tua yang sudah membayar anak mereka kuliah juga rugi biaya.

"Jadi mahasiswa rugi, rugi besar, kampus sendiri rugi dan SDM Papua tidak bisa mencapai sukses di dunia pendidikan" kata Marinus kepada wartaplus.com , Senin (16/9).

Untuk itu, Bonepai menilai perlu pihak rektorat untuk menyikapi masalah di dalam kampus internal, jika perlu kata dia bangun diskusi dengan mahasiswa agar ada solusi yang perlu. 

Kaitan dengan ujaran rasisme untuk pelajar Papua di Surabaya sudah menjadi tanggung jawab pihak penegak hukum di sana. 

Oleh karena itu, dia menambahkan masalah di Surabaya dan Malang, Jawa Timur jangan membuat mahasiswa Unipa menjadi korban kuliah. "Masa depan mahasiswa Papua untuk masa depan tanah Papua" tutup Marinus. *

 

 


BACA JUGA

Komisioner KPU PBD Telah Melakukan Klarifikasi di Bawaslu Terkait Laporan MRPBD

Senin, 30 September 2024 | 16:57 WIB

Film Satu Tungku Tiga Batu Tembus Semifinal Film Internasional

Rabu, 25 September 2024 | 06:36 WIB

Kuasa Hukum KPU PBD Ingatkan Bapaslon Tuntaskan Masalah Utang Piutang Sebelum Pleno Penetapan

Kamis, 19 September 2024 | 06:07 WIB

Satu Tungku Tiga Batu Masuk Nominasi Film Internasional, Buat Masyarakat Fakfak Bangga

Jumat, 13 September 2024 | 08:30 WIB

Peradi Kota Jayapura Kutuk Keras Penembakan Advokat Senior Yan Warinussy di Papua Barat

Kamis, 18 Juli 2024 | 18:25 WIB
TERKINI

Kejati Papua Sita Uang Dugaan Korupsi Dana PON XX Sebesar Rp6,4 Miliar

2 Jam yang lalu

BI Papua Kirim 1,2 Ton Kopi ke Jepang dan Belanda

2 Jam yang lalu

Pj Gubernur Ribka Haluk Hadiri Indonesia-Australia Economic Powerhouse Business Forum di Melbourne

2 Jam yang lalu

Pemprov Papua Tengah Gandeng Kemenkumham untuk Pengawasan Orang Asing

2 Jam yang lalu

Menparekraf Apresiasi Dukungan Freeport Indonesia dalam Festival Asmat Pokman 2024

17 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com