MENU TUTUP

Cerita Pelajar SMP Wamena Menolak Berdemo, Malah Dibakar Rekannya

Kamis, 26 September 2019 | 11:40 WIB / Andi Riri
Cerita Pelajar SMP Wamena Menolak Berdemo, Malah Dibakar Rekannya Korban kerusuhan Wamena, Frans Tabuni saat dijenguk Perwira Tinggi utusan Kapolri untuk Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw di RSUD Wamena, Rabu (25/9)/Andi Riri

WAMENA – Frans Tabuni (14) tahun, salah satu korban kerusuhan yang terjadi di Wamena, Senin (23/9) lalu tampak terbaring lemah di tempat tidur Intalasi Gawat Darurat RSUD Wamena. Frans ditemani ibu dan pamannya. Anak pasangan Hermanus Tabuni dan Hertab ini, mengalami luka bakar hingga 21 persen.

Ibu korban, Hertab Tabuni kepada wartaplus.com yang datang menjenguk korban bersama rombongan Gubernur Papua, Rabu (25/9) kemarin menceritakan, bagaimana anak lelakinya bisa menjadi korban kebrutalan para pendemo

Dia mengungkapkan, saat hari kejadian, anaknya bersama teman temannya yang lain sedang mengikuti ujian di sekolahnya SMP Negeri I Wamena

“Waktu sedang ujian. Terus pelajar lain datang ajak dia dengan temannya untuk ikut berdemo. Tapi anak saya ini tolak, buat mereka marah. Lalu mereka ambil bensin, siram saya punya anak (korban) dengan teman temannya, lalu mereka bakar,” tuturnya

Beruntung korban bersama tiga temannya yang lain, langsung ditolong dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis

“Jadi mereka ini ada jalan sama sama langsung disiram bensin, sekarang ini mereka tiga masih hidup, satu temannya sudah meninggal,” bebernya

Meski mengalami luka bakar cukup serius dan harus menjalani operasi akibat benturan di kepala, namun menurut Hertab, anaknya tidak akan dirujuk ke Jayapura

“Biar dirawat disini saja. Habis bapaknya di Jayapura juga bilang, tidak usah dirujuk,”ungkap

Hertab berharap aparat Kepolisian segera menangkap para pelaku yang telah menyiramkan bensin dan membakar anaknya

"Kami berharap pelaku itu segera ditangkap dan diberi hukuman seberat beratnya atas perbuatan yang sudah dilakukan terhadap anak saya," harapnya.

Selain Frans Tabuni, terdapat puluhan korban kerusuhan lainnya yang masih dirawat di rumah sakit Wamena

Menurut salah satu dokter, sebagian lainnya juga sudah dirujuk ke Jayapura. Terutama pasien pasien yang harus mendapat penanganan medis lebih lanjut.

Hingga Kamis hari ini tercatat 30 orang meninggal dunia dan 73 lainnya mengalami luka luka . Sebagian besar korban meninggal dunia akibat terjebak dalam bangunan yang dibakar massa

Akibat kerusuhan, ratusan bangunan baik itu kantor pemerintahan, fasilitas umum dan perekonomian dirusak dan dibakar massa, puluhan kendaraan baik roda dua dan roda empat juga takluput dari sasaran massa yang anarkis.**


BACA JUGA

Terlibat Tawuran, 41 Pelajar di Sentani Dihukum Hormat Bendera Selama 30 Menit 

Sabtu, 25 Oktober 2025 | 10:46 WIB
Bertemu Gubernur Fakhiri

MRP dan Tokoh Adat Tabi-Saireri Ultimatum 14 Hari: Copot Kepala BBKSDA atau Papua Mogok Nasional

Jumat, 24 Oktober 2025 | 19:29 WIB

Presiden ULMWP Benny Wenda: Membakar Cenderawasih Merupakan Serangan Terhadap Warisan Papua

Jumat, 24 Oktober 2025 | 10:32 WIB

BKSDA Papua Beberkan Alasan Pemusnahan Mahkota Cenderawasih

Kamis, 23 Oktober 2025 | 02:11 WIB

Ketua Adat La Pago Ajak Masyarakat Papua Pahami Tujuan BBKSDA dalam Pemusnahan Barang Bukti

Rabu, 22 Oktober 2025 | 14:11 WIB
TERKINI

Di Vatikan, Menag Bicara Persaudaraan dan Kenang Persahabatannya dengan Paus Fransiskus

6 Jam yang lalu

Kepala Distrik Bibida Ajak Masyarakat Paniai Bersatu Jaga Kamtibmas

7 Jam yang lalu

Satgas Ops Damai Cartenz Berhasil Tangkap Anggota KKB Puncak di Lanny Jaya, Terduga Pelaku Penembakan Anggota Polri dan Warga Sipil

7 Jam yang lalu

Pasca Pembakaran Mahkota Cenderawasih, Menteri Utus Bawahannya, Ini Jawaban Gubernur Papua

7 Jam yang lalu

Bimbingan Teknis Mitigasi Risiko Pengadaan Barang Jasa dan Sosialisasi E-Katalog Versi 6 Digelar untuk 200 Pelaku Usaha OAP Wilayah Tabi di Jayapura

9 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com