Kapolda Papua : KKB Ingin Menunjukan Eksistensi Kepada Publik
JAYAPURA, wartaplus.com – Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw mengungkap motif penyerangan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kuala Kencana, Mimika pada Senin (30/3) kemarin.
Kapolda mengatakan, motif penyerangan yang dilakukan adalah untuk menunjukan eksistensi mereka (KKB) untuk mendapat pengakuan dari masyarakat.
“Indikasi penembakan ini jelas bahwa mereka ingin menunjukan eksistensi mereka. Yakni ingin membesarkan nama kelompoknya agar mendapat pengakuan, namun lebih dari pada itu tidak ada,” ungkap Waterpauw.
Mantan Kapolda Sumut ini menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) adalah orang-orang pengangguran yang sering melakukan kekerasan kepada masyarakat.
“ Mereka ini adalah orang-orang yang menganggur kemudian punya senjata dengan berbagai cara termasuk mencuri dan melakukan kekerasan. Kemudian ingin menunjukan kelompok mereka punya kemampuan dan kekuatan, tapi malah mengorbankan masyarakat sipil,” bebernya.
Kapolda Waterpauw menambahkan, kelompok kriminal ini sudah terpatau oleh aparat dalam beberapa hari terakhir berada di kali kopi dan masuk ke dala kota melalui jalur tradisional yang ada di sekitarnya.
“ Mereka ini sangat paham jalur-jalur tradisional sehingga dengan mudah masuk ke dalam kota, ini yang akan menjadi antisipasi kami kedepan untuk memperketat pengamanan di sekitar kota,” imbuhnya.
Sebelumnya, kapolda menyebut kelompok ini sudah masuk ke lokasi pada malam hari, selain itu para pelaku penembakan sudah mengenal target yang dituju.
“ Dugaan kami bahwa mereka sudah masuk sejak malam sehingga sudah mengetahui atau menguasai lokasi ini. kemudian sepertinya mereka sudah mengetahui sasarannya kepada siapa? Ini yang menjadi pertanyaan juga bagi kami, sehingga akan kami dalami lebih jauh,” duganya.
Seperti diberitakan sebelumnya, penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata terjadi di kawasan Office Bulding (OB) perkantoran PT Freeport di Main Office Kuala Kencana di Mimika, Papua, Selasa (30/3) siang. Penembakan ini menyebabkan satu orang karyawan yang berkewarganegaraan New Zealand tewas, dan dua karyawan lainnya Jibril MA Bahar, dan Yoshepine terluka.**