Kapolda Ungkap Penyebab Bentrok TNI-Polri di Mamberamo Raya
JAYAPURA, wartaplus.com – Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, mengungkapkan, penyebab bentrok antara anggota TNI dari Yonif 755/ Yalet dengan anggota Polres Mamberamo Raya yang terjadi pada Minggu (12/4) pagi.
Kapolda menjelaskan, sehari sebelumnya salah satu anggota Polres Mamberamo Raya menyewa motor dari pangkalan ojek setempat untuk keperluan pribadi dengan kesepakatan harga tertentu, namun kemudian saat mengembalikan motor tersebut anggota membayar tidak sesuai dengan kesepakatan.
“ Ada anggota kita menyewa motor ojek dengan kesepakatan harga perjam, namun anggota kita ini menggunakan motor tersebut hingga lewat waktu dia hanya membayar 1 jam itu, sehingga terjadi keributan dengan tukang ojek,” kata Kapolda Paulus Waterpauw di Sentani, Minggu (12/4) sore.
Dari keributan tersebut, maka pemilik motor melaporkan kejadian ini kepada anggota Yonif 755/ Yalet sehingga sejumlah anggota TNI ini mendatangi oknum polisi dan terjadi keributan.
“ Dari keributan tersebut, kemudian anggota ini (Polisi) tidak menerima dan bersama teman-temannya hendak melakukan aksi balik, namun dicegah oleh kapolres dan pabung disana dan dinyatakan selesai sekitar pukul 22.00 WIT,” imbuhnya.
“ Namun tiba-tiba pada Minggu pagi lima anggota ini berinisiasi untuk mengklarifikasi atau ada upaya lain dengan mendatangi pos yang kemudian terjadilah insiden penembakan ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Pangdam XVII/ Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, sangat menyayangkan kejadian penembakan terhadap lima personil Polres Mamberamo Raya yang menewaskan tiga anggota dan melukai dua lainnya.
Pangdam mengaku telah melaporkan kejadian tersebut kepada Panglima TNI dan akan menindak tegas oknum anggota TNI yang melakukan penembakan terhadap lima anggota Polres Mamberamo Raya tersebut.
“ Kejadian ini sudah kami laporkan kepada Panglima TNI dan instruksinya jelas bahwa tetap menjaga sinergitas TNI-Polri, dan tadi pagi kita sudah mengirim tim untuk meredakan situasi disana,” akunya.
“ Kami dari TNI tidak akan diam, tapi kami akan mengambil langkah tegas. Tim yang sudah diturunkan akan bekerja mengungkap fakta di lapangan. Walaupun ini miss komunikasi, namun bukan berarti selesai. Tindakan hukum akan tetap dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku,” tandasnya.**