Gubernur Lantik dr. Arnold Tiniap Sebagai Direktur RS Papua Barat
MANOKWARI,wartaplus.com- Sebanyak 14 pejabat utama eselon III dan IV dilingkungan pemerintah Provisi Papua Barat kembali dilantik oleh Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan. Kali ini pejabat yang dilantik untuk menduduki jabatan strategis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Papua Barat.
Pelantikan itu berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Papua Barat Nomor: SK.821.2-57 tentang jabatan administrator dan pengawas di RSUD Papua Barat. Direktur RSUD Provinsi Papua Barat dijabat oleh dokter Arnold Tiniap dilengkapi pejabat eselon, yakni kepala bidang, bagian umum, dan kepala seksi.
Pelantikan berlangsung di Kantor Gubernur Arfak Kabupaten Manokwari, Senin (21/6). Pelantikan itu tentu saja disesuaikan dengan protokol kesehatan Covid-19, sehingga dihadiri tamu undangan secara terbatas. Selain direktur RSUD PB, Gubernur juga melantik sejumlah pejabat Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat.
Dalam sambutannya, Gubernur mengatakan, RSUD PB masih tipe C, sehingga kedepannya diusahakan agar bisa naik tipe A, maka RSUD Provinsi harus dilengkapi dengan fasilitas dan pelayanan yang maksimal. "Jadi saat ini kita tetap berjalan dengan apa yang ada, sambil melengkapi kekurangan secara bertahap,"pesan Gubernur.
Lebih lanjut, Dominggus mengatakan, fasilitas kesehatan dan pelayanan rumah sakit akan terus ditingkatkan. Termasuk mengisi tenaga kesehatan, seperti dokter umum, spesialis, dan perawat secara bertahap. RSUD Provinsi Papua Barat yang terletak di kompleks Irman Jaya, kabupaten Manokwari saat ini masih membutuhkan berbagai kelengkapan fasilitas. Menurut Gubernur, saat ini fasilitas seperti alat PCR (polymerase chain reaction) sudah ada untuk pemeriksaan sampel tes swab Covid-19.
Secara terpisah Direktur RSUD Provinsi Papua Barat dr. Arnold Tiniap yang baru dilantik mengutarakan, bahwa RSUD PB ini harus dilengkapi dengan fasilitas kesehatan.
Misalnya kata Tiniap, untuk mendukung pengoperasian dan pelayanan rumah sakit bertipe C menuju tipe A, maka harus didukung dengan ketersediaan dokter umum, dokter anak, dokter bedah, dokter kebidanan, dan dokter spesialis.
Lebih lanjut, Tiniap menyampaikan bahwa harus didukung pula dengan spesialis seperti ahli radiologi, anastesi, patologi klinik dan ahli mikrobiologi. Kata dia, paling tidak ada dua, baik spesialis dasar maupun spesialis penunjang.
"Untuk saat ini kita baru punya dua yaitu spesialis anak dan spesialis kebidanan. Kita masih butuh ahli bedah sama penyakit dalam, juga ahli anastesi yang sangat diperlukan,"katanya.*