Masalah Tanah Adat Dua Kampung Saling Serang, Satu Kepala Suku Jadi Korban
JAYAPURA,wartalus.com – Dipicu sengketa lahan di kawasan Holtekamp, dua kelompok warga dari Kampung Nafri dan Enggros saling serang, Kamis (10/9) sore. Dalam insiden itu tujuh warga dilaporkan luka-luka, tiga diantaranya mengalami kondisi kritis lantaran terkena sabetan benda tajam. Dan saat ini ketiga korban tersebut dalam penanganan medis di rumah sakit terdekat.
Dampak dari kejadian itu, akses jalan dari Kota Jayapura tujuan Distrik Muaratami, bahkan sebaliknya tidak dapat dilintasi kendaraan. Untungnya kasus saling serang antara dua kelompok warga itu tidak berdampak luas setelah aparat keamanan TNI dan Polri tiba dilokasi kejadian, termasuk Kapolda Papua dan Kapolresta Jayapura Kota yang mencoba menenangkan dua kubu tersebut.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw ketika diwawancarai menjelaskan pemuci kasus ini lantaran dua kampung saling mengkalim batas tanah adat. “Satu pihak telah memasang patok setelah itu, pihak lain datang mencabut patok tersebut dan inilah awalnya terjadi kesalahpahaman, kemudian terjadi saling pukul dan saling serang menggunakan senjata tajam dan panah,” bebernya ketika diwawancarai, Kamis (9/10) malam.
Foto: Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw saat didampingi Kapolresta Jayapura Kota AKBP Gustav R Urbinas ketika melakukan mediasi dengan warga kampung Nafri/Istimewa
Ia pun menjelaskan, sepanjang jalan jembatan hingga Holtekamp masih ada persoalan tanah adat yang masih belum terselesaikan. Bahkan kedepannya kasus ini akan disekesaikan secara adat dengan beberapa tokoh masyarakat yang ada.
“Kasus ini agak spesifik karena beberapa kampung saling mengklaim beberapa suku yang bermukim di kawasan ini,” tuturnya. Kata Kapolda dua warga yang terlibat bentrok dan saling serang yakni warga kampung Nafri dan Enggros, dimana dalam kejadian itu terdapat dua mobil rusak parah, serta tujuh orang mengalami luka-luka.
Hingga malam ini situasi pasca saling serang antara dua kelompok sudah mulai kondusif, bahkan akses lalulintas yang sebelumnya dipalang sudah dapat dilewati kendaraan baik dari arah Kota Jayapura maupun Koya Distrik Muaratami.
Aparat keaman dari TNI Polri pun masih disiagakan guna mengantisipasi aksi saling serang susulan, mengingat kepala suku dari Kampung Nafri menjadi korban dalam insiden saling serang tersebut.