Penempatan Pejabat TNI di Papua Harus Membawa Kesejukan
JAYAPURA, wartaplus.com - Menyikapi pernyataan Panglima TNI, Jenderal TNI Muhammad Andika Perkasa, SE., MA., MSc., M.Phil, Ph.D, terkait ingin pendekatan baru dalam penyelesaian persoalan di Papua, Habelino Sawaki, SH., MSi (Han) salah satu putra Papua yang juga Alumni Universitas Pertahanan RI (Unhan) mengapresiasi hal tersebut.
Ia juga juga menyampaikan terima kasih kepada panglima TNI yang meletakkan Papua sebagai prioritas. Oleh karena itu ada beberapa pemikiran yang ia ingin sumbangkan kepada panglima TNI.
"Pertama, Kami mohon, pertimbangkanlah penempatan personel pada berbagai jabatan strategis TNI di Papua. Tempatkanlah orang-orang yang berkepribadian baik dan peka pada permasalahan Papua. Penempatan perwira yang kurang tepat dapat membuat persoalan Papua semakin runyam," ungkap Habelino dalam rilisnya yang diterima wartaplus.com, Kamis (25/11).
Kedua, Habelino berharap agar para perwira yang ditempatkan bisa membawa kesejukan di Papua. Hal ini bukan ditentukan oleh pangkat yang telah memenuhi syarat, tetapi lebih karena hati nurani luhur dan kesediaan untuk melayani rakyat Papua.
Ketiga, Penempatan perwira TNI di Papua haruslah yang cukup visioner sehingga bisa melihat secara jauh ke depan. "Jangan sampai saran yang diberikan oleh Perwira TNI di Papua hanya sekedar saran yang bersifat normatif atau bersifat jangka pendek saja. Saran seperti itu hanya menyelesaikan persoalan sesaat, tetapi malah menjadi bumerang di kemudian hari. Kami berharap, kepedulian nyata terhadap rakyat Papua tercermin dalam tindakan TNI dan POLRI sehingga dapat terus memenangkan hati, kepercayaan, dan cinta rakyat Papua," tukasnya.
Keempat, Habelino meminta Panglima TNI jangan hanya melihat loyalitas seorang perwira kepada atasan tetapi yang terpenting adalah bagaimana yang bersangkutan bisa mendapatkan kepercayaan dan memenangkan hati rakyat Papua.
"Kami berharap agar para perwira yang dicintai rakyat Papua dapat ditempatkan pada jabatan strategis di Papua dan bukan mereka yang tidak paham dan kurang memiliki empati," harapnya.
Ia mencontohkan, pembelajaran yang baik adalah Jenderal Acub Zainal dan Jenderal J.B. Wenas. Keduanya dikenal sebagai perwira yang loyal kepada NKRI serta dicintai rakyat Papua. Keduanya berhasil menetapkan standar dan code of conduct perwira TNI/POLRI di Papua.
"Sebagai alumni Universitas Pertahanan RI, saya cukup prihatin dengan kondisi konflik Papua. Situasi saat ini jika dipandang sebelah mata bisa menjadi ledakan besar di masa mendatang," ujarnya.
Oleh sebab itu, perwira dengan hati nurani luhur, peka, mampu berempati, dapat menjadi panutan, serta mau melayani menjadi kriteria utama personel yang ditugaskan di Papua. Karena selain dapat memberikan contoh bagi bawahannya, para pejabat ini juga diharapkan memiliki kedekatan hati dengan rakyat Papua serta tidak sekadar menjalankan tugas.
"Kami berharap Papua dapat menjadi daerah yang berkontribusi pada NKRI yang damai, maju, dan sejahtera. Kami juga berharap, dengan percepatan pembangunan yang ada, Papua bisa lebih berperan serta dan menjadi barometer pembangunan Indonesia bagian timur," harapnya. Oleh sebab itu, lanjut Habelino, diperlukan perwira yangg dapat bersama masyarakat Papua dapat mewujudkan semua harapan itu.
"Kami sebagai alumni Unhan siap untuk membantu beliau manakala diperlukan dan semoga Papua bisa menjadi tempat yang lebih sejuk, damai dan sejahtera," pungkas ia.**