Tokoh Adat Papua Imbau Jaga Kedamaian Selama Momen Natal Hingga Tahun Baru 2022
JAYAPURA, wartaplus.com — Tokoh adat di Provinsi Papua mengimbau masyarakat agar menjaga kedamaian selama momentum Desember 2021 hingga masuk Januari 2022, tanpa pertentangan dengan kelompok yang berseberangan dengan NKRI.
“Kita harus menjaga ketertiban dan kedamaian dengan baik selama momentum natal. Jangan ada perselisihan, yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban (kamtibmas). Kita harus menjaga momentum damai ini dengan sebaik-baiknya hingga kita berada di pengujung tahun 2022,” ujar Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Port Numbay George Awi di Jayapura, Selasa, (28/12).
Ia menuturkan, aksi pengibaran bendera Bintang Kejora di beberapa wilayah di Papua pada 1 Desember lalu, agar tak terjadi lagi saat memasuki tahun 2022.
“Saat itu kita sudah hampir terganggu dengan suasana kamtibmas, tapi tetap syukurlah tak ada keributan dan juga tak ada gerakan-gerakan yang berlebihan yang mengganggu kamtibmas,” tuturnya.
Menurut George Awi, momentum damai natal bagi umat nasrani di seluruh dunia harus dijaga dan dimaknai dengan ibadah syukur atas hari damai yang sangat indah dan luar biasa. Sebab momen Natal selalu didambahkan semua orang terlebih umat kristiani.
“Momen damai itu juga merupakan hari besar dan bersejarah bagi umat kristen, agar persaudaraan itu terus dijaga dan dipupuk dalam tali kasih melalui kehadiran Yesus sang juru selamat kita,” tukasnya.
Yanto Eluay/istimewa
Pesan damai juga disampaikan, Ondofolo Kampung Sereh, Yanto Eluay. Ia mengatakan momentum damai Natal, semua harus hidup dengan damai dan saling mengasihi dan jangan lagi ada rasa khawatir dari semua masyarakat yang ada diatas tanah Papua.
“Kita harus menjaga kedamaian bagi sesama kita, agar bisa hidup saling mengasihi dan menjauhkan kita dari hal-hal yang kurang berkenan. Bulan ini merupakan kelahiran Yesus Kristus Sang Juru Selamat kita dalam menjaga Papua dalam NKRI,” tuturnya.
Menjaga kedamaian sesuai Tema Natal Nasional 2021 “Cinta Kasih Kristus yang Menggerakan Persaudaraan” (1 Petrus 1: 22).**